Dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (9/6/2016), ruangrupa merupakan artists collective dan organisasi seni rupa kontemporer yang berbasis di Jakarta, berkesempatan untuk mengkuratori edisi ke-11 SONSBEEK '16. Yakni, perhelatan seni rupa kontemporer internasional yang berlangsung sejak 194ÂÂÂÂ9 di kota Arnhem, Belanda.
SONSBEEK juga merupakan salah satu pameran seni rupa ruang publik tertua di dunia, terakhir kali diselenggarakan pada 2008 bertempat di Sonsbeek Park. Kali ini, SONSBEEK '16 melibatkan 44 seniman dari 22 negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Interaksi antara seniman, masyarakat dan penonton menjadi ciri yang ditekankan kepada semua seniman yang terpilih. Berbagai interaksi inilah yang membentuk perspektif baru dalam isu-isu sosial yang berkenaan dengan kita semua. Tahun ini, SONSBEEK kembali diselenggarakan dan mengusung tema transACTION.
"Yang menekankan kepada arti pertukaran secara lebih luas.Transaction atau "transaksi" yang dimaksud tidak hanya dalam konteks ekonomi, tetapi juga merupakan sebuah interaksi antara masyarakat dengan orang-orang di dalamnya dan masyarakat dengan sekitar atau lingkungannya," tulis Nienke Nauta, Marketing & Communication SONSBEEK '16.
Penyelenggaraan kali ini tidak hanya mengambil tempat di Sonsbeek Park, namun juga menyebar di beberapa titik kota Arnhem, Museum Arnhem dan Museum Bronbeek. Daftar seniman Indonesia yang berpartisipasi di antaranya adalah Eko Prawoto (Yogyakarta), Jatiwangi Art Factory (Jatiwangi), Agung Kurniawan (Yogyakarta), ARKIPEL (Jakarta), Cut and Rescue (Jakarta), Iswanto Hartono (Jakarta), dan Marishka Soekarna (Depok).
Baca Juga: Drama Musikal 'Annie' Hadir di Jakarta Awal Agustus
Eksibisinya masih berlangsung hingga 18 September mendatang. Pada 26 Agustus pukul 17.00-19.00 waktu setempat di Sonsbeek Park, CAMP, (Center for Art on Migration Politics) menyelenggarakan fashion show dengan menampilkan 40 karya baru dari perancang busana asal Rwanda, Dady de Maximo. Selain peragaan busana, selama 2 hari akan diadakan workshop (styling, modelling, sewing) bersama para pencari suaka yang ada di Arnhem.
Lalu, 15 September mendatang pukul 13.00-18.00 di The Rozet, pemangku kepentingan dari sejumlah negara yang berlatar belakang institusi pendidikan seni, bienal, festival, dan lembaga negara akan mengambil bagian dalam simposium ini membicarakan kebijakan publik yang berkaitan dengan praktek seni dan kebudayaan kontemporer. Simposium berjudul 'Symposium: TransNarrating The Cultural Policy'.
(tia/mmu)