Direktur Institut Francais Indonesia dan Direktur Festival Printemps Francais 2016, Marc Piton, mengatakan kolaborasinya bersama Bali Art Festival merupakan sebuah kehormatan bagi Prancis. "Kami senang bisa ikut berpartisipasi dan meramaikan Bali Art Festival. Sekaligus penutup festival seni budaya Printemps Francais 2016 yang menjadi wadah bagi pertemuan dan persahabatan kedua negara di bidang seni budaya serta arsitektur," katanya, dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Kamis (9/6/2016).
Baca Juga: Drama Musikal 'Annie' Hadir di Jakarta Awal Agustus
Direktur Alliance Francaise (AF) Bali, Amandine Grisard, juga menambahkan 'Les Grandes Personnes' akan bertemu dengan seniman Bali. "Kami berharap pertemuan ini dapat menginspirasi lahirnya kerjasama baru di masa depan," ujar dia lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seni boneka raksasa dari Prancis ini sebenarnya mirip dengan seni instalasi patung khas Bali bernama Ogoh-ogoh yang selalu dibuat dan diarak di jalan dalam rangka menyambut Hari Nyepi di Bali. Namun, cara permainannya lebih mirip kesenian Barong Landung khas Bali atau Ondel-ondel khas Betawi.
Beranggotakan lebih dari 30 seniman beragam latar. Mulai dari seniman visual, pelukis, aktor, pemain sirkus, dalang, penari, musisi, perancang busana dan lain-lain, Les Grandes Personnes membongkar sekat pemisah seni visual dan seni pertunjukan, seni moderen dan seni tradisional serta antara kerajinan tangan. Les Grandes Personnes telah berpartisipasi dalam berbagai festival di Prancis dan mancanegara.
Bersama Institut Prancis setempat, Les Grandes Personnes ikut membantu berdirinya sanggar teater boneka raksana berbagai kota. Seperti Boromo di Burkina Faso, Suenos de Mach di Valparaiso, Chili dan Giant Match di Afrika Selatan serta Marionetas Gigantes di Maputo, Mozambik. Selain itu, Les Grandes Personnes telah tampil di banyak tempat. Di antaranya, Festival Cahaya (Fete des Lumieres) yang merupakan festival tahunan dan menjadi ciri khas kota Lyon di tahun 2013 dan menggelar teater dengan suasana yang lebih akrab melalui lakon À la Corde (2008), La Ligne Jaune (2012) dan La Bascule (2014) yang merekam ulang jejak Prancis sebagai negara Eropa terakhir yang menghapus hukuman mati.
(tia/tia)