Entang menyebutkan istilah go international saat ini cenderung diartikan dengan berkarya di luar negeri. Padahal dengan melahirkan karya di dalam negeri dan membuat penikmatnya datang dari mancanegara juga bisa diartikan go international.
"Kita bilang mau go international, tapi nggak selamanya go international itu ke negara orang. Kita menjamu tamu kita juga go international," ujar seniman 48 tahun itu kepada detikHOT di Singapore Art Museum, Bras Basah, Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entang mengungkapkan sebenarnya Indonesia sudah punya tempat untuk menyajikan karya para seniman. Namun sayangnya, ia menilai lokasi tersebut belum digunakan secara maksimal.
"Kita sudah punya tapi belum diaktifkan. Kita juga harus bisa membuat hubungan, yang paling dekat dengan tetangga kita ya Asia, yang lebih jauh Eropa, Australia dan yang lainnya," kata seniman yang sedang menyiapkan projek untuk pameran di New York, Amerika Serikat tersebut.
Simak: Pameran 'Oddysey: Navigating Nameless Seas' Lahir karena Rusaknya Laut
Saat ini, Entang turut serta pada sebuah pameran yang digelar oleh Singapore Art Museum. Di acara yang bertajuk 'Oddysey Navigating Nameless Seas' itu ia menyajikan karya yang bercerita mengenai populasi di Pulau Jawa berjudul 'Breathing Together'.
"Saya buat floating island, pulau yang dibagi menjadi tiga, itu mengibaratkan Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Daratan dan air itu seperti satu kesatuan. Sama seperti tubuh kita yang ada air, tulang, dan semua yang hidup di perut kita mungkin," tandasnya.
(dar/tia)