Tiga Naskah Pemenang 'Sayembara Manuskrip Buku Puisi DKJ 2015' Diterbitkan

Tiga Naskah Pemenang 'Sayembara Manuskrip Buku Puisi DKJ 2015' Diterbitkan

Is Mujiarso - detikHot
Senin, 25 Apr 2016 11:45 WIB
Jakarta - Setelah vakum selama 14 tahun, Sayembara Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali digelar pada 2015. Malam penganugerahannya telah dilakukan pada 22 Desember lalu, dan mengumumkan 3 naskah pemenang masing-masing ‘Sergius Mencari Bacchus’, ‘Kawitan’ dan ‘Ibu Mendulang Anak Berlari’. Kini, ketiga naskah tersebut diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Sejak awal pekan ini, ketiga naskah tersebut telah menjelma menjadi buku dengan sampul-sampul yang menarik dan terpajang di rak toko buku. ‘Sergius Mencari Bacchus’ berisi 33 puisi karya Norman Erikson Pasaribu, dan merupakan Pemenang I. Sedangkan ‘Kawitan’ sebagai Pemenang II adalah karya Ni Made Purnama Sari. Puisi-puisi dalam buku ini sebelumnya telah dimuat di berbagai antologi dan ruang sastra di koran.

Adapun naskah berjudul ‘Ibu Mendulang Anak Berlari’ merupakan buah karya Cyntha Hariadi dan merupakan Pemenang III. Ketiga karya tersebut dipilih oleh dewan juri yang terdiri atas pernyair Joko Pinurbo, penyair dan novelis Oka Rusmini serta pernyair dan kritikus sastra Mikael Johani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Mikael, mereka memilih ketiga naskah tersebut sebagai pemenang secara aklamasi dan tanpa perdebatan. “Dewan juri berusaha untuk mencari manuskrip yang menawarkan kekuatan tema, kebaruan, dan teknik menulis yang mantap, namun harus diingat bahwa sayembara ini tidak melakukan scouting untuk mencari manuskrip puisi yang dianggap ideal, hanya menggantungkan diri kepada naskah yang masuk,” demikian antara lain pertanggungjawaban juri yang dibacakan oleh Mikael di malam penganugerahan kala itu.

“Jadi, hasil sayembara ini sebaiknya dilihat bukan sebagai sebuah “keputusan pengadilan” tentang kebaik-burukan dunia puisi Indonesia, namun sebagai refleksi dari sebagian saja kecenderungan puisi kontemporer Indonesia,” sambung Mikael mewakili dua rekannya.

Dengan catatan tersebut, kabar gembira masih menghampiri para juri yang telah menyeleksi 572 naskah yang masuk itu. “Tiga manuskrip yang kami tetapkan sebagai pemenang menunjukkan teknik penulisan yang matang dengan gaya yang berbeda-beda, intertekstualitas yang matang serta keberanian mengekplorasi tema-tema yang jarang digali penyair-penyair lain, dulu maupun sekarang, baik itu karena temanya sering dianggap terlalu banal atau malah terlalu kontroversial,” tutur Mikael.

Naskah ‘Sergius Mencari Bacchus’ menceritakan sebuah tragedi, dengan kisah-kisah yang disampaikan dengan nada ringan, nyaris komikal, bahkan ada beberapa yang mengingatkan pada puisi “mbeling”. Empati sosial muncul dalam puisi-puisi dari naskah ‘Kawitan’ yang dideskripsikan dengan lembut. Sementara, dengan bahasa yang sederhana, ‘Ibu Mendulang Anak Berlari’ memotret kompleksnya pengalaman menjadi ibu dengan menampilkan kehidupan domestik menjadi sesuatu yang hampir sureal.

(mmu/mmu)

Hide Ads