Dia dikenal sebagai street artist perempuan asal Afghanistan. Panggilan 'Ratu Seni Jalanan' kerap disandingkan dinamanya. Hassani lahir di Teheran dari orangtua Afghanistan pada 1988 silam dan akhirnya pindah domisili ke Kabul untuk mendapatkan gelar seni visual.
Lewat karya-karyanya, Hassani menyajikan pemandangan yang berbeda dari Afghanistan. Tak hanya persoalan peperangan tapi keindahan seni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin menutup kenangan buruk dari perang dan mengisinya dengan banyak warna," ujarnya dalam sebuah wawancara, Kamis (18/2/2016).
![]() |
Dalam gambar-gambarnya, Hassani menyimbolkan perempuan, kesenangan, dan keindahan. "Karya seni saya banyak gerakan. Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan kembali ke Afghanistan dengan yang baru dan lebih kuat. Bukan wanita yang tinggal di rumah tapi yang penuh energi," ujarnya.
Dia pun menegaskan ingin melukis para perempuan yang lebih besar dari kehidupan. "Perempuan Afghanistan yang sekarang lebih berbeda," pungkasnya.
Hassani selalu membuat subjek grafitinya adalah perempuan berhijab. Terkadang memakai burqa, dan terkadang rambutnya sengaja diperlihatkan. Garis dan warnanya terkadang modern yang berarti sebuah kebebasan.
Selain melukis dan menciptakan grafiti, Hassani juga mengajar street art di Universitas Kabul. Mayoritas murid-muridnya berusia sekitar 20 tahunan. Beberapa karyanya pun kini tengah dipamerkan di Museum Hammer di Los Angeles.
(tia/mmu)












































