Petruk Hingga Kebaya Ada di Pameran Tunggal Sri Astari Rasjid

Petruk Hingga Kebaya Ada di Pameran Tunggal Sri Astari Rasjid

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 18 Feb 2016 09:44 WIB
Foto: Tia Agnes
Jakarta - Namanya diperbincangkan ketika dicalonkan menjadi duta besar pada 2015 lalu. Sri Astari Rasjid menjadi satu-satunya calon yang memiliki latar belakang profesi sebagai seniman. Setelah dilantik dan segera melaksanakan tugasnya di Republik Bulgaria Maret nanti, pada 27 Februari mendatang Astari akan menggelar pameran tunggalnya di Yogyakarta.

Eksibisi retrospektif berjudul 'Yang Terhormat Ibu' itu menampilkan beragam isu dan simbol yang selama ini dipakainya berkesenian. Mulai dari isu feminin, maskulinitas, budaya Jawa, simbol kebaya, tas sampai tokoh Petruk dalam Panakawan.

Ditemui di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Astari mengatakan penggunaan simbol Petruk digunakannya di tengah-tengah proses berkarya. "Saya mulai memakainya sebagai parodi dan disandingkan dengan Spiderman," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca Juga:Β  Sri Astari Rasjid Pameran Retrospektif 'Yang Terhormat Ibu'

Uniknya, dalam salah satu karya berjudul 'Petruk Can Do Everything Superman Can Do', Petruk digambarkan sebagai versi perempuan dan sedang membopong Spiderman. "Kalau dipilih its impossible, tapi possible. Apa saja bisa mungkin dibuat dalam seni," ujarnya terkekeh.

Karyanya yang fenomenal dan menjadi jati diri Astari sampai sekarang adalah 'Formula #1 Perempuan Kuat'. Potret dirinya sebagai perempuan Jawa digambarkan seperti perempuan gagah, berdiri tegak dan menggunakan pakaian tradisional pria Jawa dengan beskap dan blankon.

Namun, bagi Astari tema 'kebaya' menempati ruang tersendiri di karyanya. Sepanjang karier lebih dari 26 tahun, Astari beberapa kali membuat patung 'kebaya'. Seperti yang baru-baru ini digelar adalah pameran 'iPreciation' di ajang Singapore Art Week 2016. Saat itu, detikHOT berkesempatan melihat karya berukuran raksasa di depan The Fullerton Bay Hotel, Marina Bay, Singapura.

'Armour of Change' dilambangkan sebagai perwujudan wanita Jawa tapi di tengah-tengahnya terdapat kupu-kupu sebagai kebebasan.

"Kebaya dan tas adalah simbol ikonik Astari. Dimulai setelah tragedi 1998, sosok 'Armour of Soul' dan yang terakhir ketika dia mau jadi Duta Besar Bulgaria. Seakan-akan tujuannya sudah tercapai dan persamaan antara laki-laki dan perempuan," ungkap Carla Bianpoen, kurator Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2015.

Pameran 'Yang Terhormat Ibu' dibuka 27 Februari di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH), Bulaksumur, Yogyakarta. Eksibisi berlangsung sampai 5 Maret 2016!

(tia/tia)

Hide Ads