Lahir di Bern, Swiss pada 1959 silam, Lorenzo Rudolf berkecimpung dalam seni sejak dipercaya menjadi direktur Art Basel pada 1991 silam. Di dunia, ada tiga Art Basel bergengsi yakni Basel (Jerman), Miami (Florida), dan Hong Kong. Sampai tahun 2000, ada 700 galeri seni yang menampilkan beragam karya di Art Basel.
"Karier seni saya dimulai dari situ dan berlanjut ke Miami di tahun 2002. Art Basel Miami sempat menjadi kontroversial karena tidak mengambil tempat di New York," katanya kepada detikHOT ketika ditemui di Jakarta, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 20-24 Januari 2015, detikHOT pun diundang Art Stage Singapore untuk merasakan sensasi pameran seni terbesar di Asia, selain Art Basel Hong Kong. Termasuk bertemu dengan Lorenzo dan Maria Elena, kolektor seni, galeri seni Tanah Air, sampai galeri seni ternama di dunia.
Perjalanan kesuksesan Lorenzo pun dari Art Basel, membawanya ke Frankfurt Book Fair (FBF) antara tahun 2000 sampai 2003. "Ya, seperti kamu ketahui FBF menjadi eksibisi terbesar di dunia dan yang paling tua. Dari situ, lambat laun saya menuju Asia," lanjutnya lagi antusias.
![]() |
Setelah Shanghai, Singapura menjadi negara Asia yang dipilihnya untuk mendirikan art fair tingkat internasional. Lewat 'Art Stage Singapore' yang didirikan bersama dengan istrinya Maria Elena Rudolf, mereka mampu membawa ke arah yang lebih bergengsi lainnya. Kerja sama keduanya dan tim yang dibangun pun membuat Art Stage kian eksis sampai di usianya yang ke-6.
"Saya sudah traveling ke berbagai penjuru dunia dan sering ke Indonesia. Mengunjungi pusat-pusat kesenian dan kebudayaan di Indonesia. Saya ke Yogyakarta dan mengunjungi studio-studio seniman, saya berbincang dengan mereka, mengajak untuk menampilkan karya di Art Stage dan mereka sudah seharusnya dikenal dunia. Bukan lagi berbicara Asia tapi dunia," tutur pria berkacamata itu dengan semangat.
Indonesia pun diakuinya memiliki sumber daya manusia dan kemampuan seni yang berada sama ratanya dengan seniman mancanegara lainnya.
"Saya kenal Masriadi dan dia menjadi seniman Yogyakarta yang karyanya paling tertinggi terjual saat ini. Mungkin nantinya akan ada Masriadi-Masriadi lainnya atau pelukis Indonesia lainnya yang akan menjadi terkenal," tuturnya.
Simak: Art Stage Singapore 2016 Gaet 40.500 Pengunjung Mancanegara
Tak sekedar memajang karya seni, ajang berjumpa dan reuni sesama pecinta seni serta seniman saja, namun Art Stage juga menimbulkan pasar seni global. "Art market memang perlu ada di setiap art fair, tapi saya tekankan sekali lagi bahwa Art Stage Singapore tetap harus mengedepankan persoalan urban, lingkungan sosial, dan mengembangkan para seniman Asia," tegasnya.
Januari 2017 mendatang, Art Stage Singapore akan kembali diselenggarakan yang ke-7. Tetap mengusung 'We are Asia', Art Stage tidak lagi dipandang sebelah mata. Namun, art fair ini menjadi tonggak dari pencapaian para seniman Indonesia, Singapura, dan negara Asia lainnya.
(tia/mmu)