Kontroversial! Staf Perpustakaan Bocorkan Daftar Bacaan Haruki Murakami

Kontroversial! Staf Perpustakaan Bocorkan Daftar Bacaan Haruki Murakami

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 03 Des 2015 12:15 WIB
Kontroversial! Staf Perpustakaan Bocorkan Daftar Bacaan Haruki Murakami
Foto: Getty Images
Jakarta - Teka-teki mengenai profil penulis asal Jepang Haruki Murakami satu per satu terbuka ke publik. Selain menyukai kucing dan olahraga lari, seorang staf perpustakaan membocorkan buku-buku yang dibaca Murakami ketika remaja dan bersekolah di Kobe High School. Bocoran tersebut pun menjadi kontroversi.

Banyak pembaca dan penggemarnya yang mengutuk publikasinya yang dimuat Kobe Shimbun sebagai pelanggaran privasi. Seperti yang dikatakan oleh The Japanese Library Association.

Baca Juga: Festival Pembaca Indonesia Hadir Akhir Pekan Ini

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siapa saja yang membocorkan daftar buku apa saja yang dibaca oleh pengunjung perpustakaan, tanpa persetujuan indivisu, maka itu adalah pelanggaran privasi," ucapnya.

Tapi, Kobe Shimbun yang pertama kali menyebarkan informasi tetap bersikeras. Mereka menganggap berita yang dipublikasikannya benar dan mampu menginspirasi pembacanya. "Murakami adalah seorang pekerja dan dia mengembangkan genre sastranya sebagai subjek studi ilmiah," pungkas Hideaki Ono, asisten redaktur Kobe Shimbun.

Bocornya informasi ketika seorang relawan menemukan tiga bacaan Murakami ketika muda. Salah satunya adalah novel 'Belle de Jour' yang diterbitkan pada 1928 silam. Mengisahkan SΓ©verine SΓ©rizy seorang ibu rumah tangga muda yang memiliki hubungan renggang dari suaminya, Pierre. Lambat laun, dia menjadi seorang pelacur demi kepuasan seksual semata. Novel ini diadaptasi ke layar lebar pada 1967 dan dibintangi Catherine Deneuve.

Hideaki Ono kembali melanjutkan bahwa mUrakami menjadi penulis yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang sastra Inggris dan Amerika. "Tapi dalam catatan kartunya memungkinkan Murakami mengeksplorasi sastra Prancis. Kami percaya fakta-fakta ini yang akan menarik perhatian publik."

(tia/doc)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads