Seperti dikutip dari BBC, Jumat (13/11/2015), para penulis menyatakan keprihatinannya atas adanya intoleransi dan kekerasan terhadap suara-suara kritis di India. "Kami ingin mendesak Modi untuk melindungi kebebasan berekspresi," tulis surat terbuka tersebut.
Petisi itu ditandatangani oleh ratusan anggota dan pendukung PEN International di Inggris dan Skotlandia. Termasuk penulis Nikita Lalwani, Henry Marsh, Hari Kunzru, Neel Mukherjee, dan Owen Sheers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama kunjungan PM India, petisi tersebut juga mendesak agar David Cameron mengurusi persoalan kebebasan berekspresi. Termasuk, menyoroti ancaman fundamentalisme di India, serta pembunuhan 3 intelektual di India ( Malleshappa Madivalappa Kalburgi, Govind Pansare dan Narendra Dabholkar) dalam dua tahun terakhir.
Baru-baru ini, sebanyak 40 novelis India, penyair, dan dramawan mengembalikan penghargaan yang diberikan National Academy of Letters di India sebagai bagian dari protes.
"Tanpa perlindungan kebebasan berekspresi, sebuah negara gagal disebut demokratis," tulis mereka.
(tia/mmu)