Beberapa diskusi dan acara terkait isu 1965 dibatalkan oleh pihak penyelenggara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2015. Kini, lebih dari 60 penulis di seluruh dunia yang tergabung dalam PEN Internasional mengutuk tindakan otoritas Indonesia yang memaksa penyelenggara membatalkan salah satu sesi di festival sastra bergengsi taraf internasional itu.
Beberapa penulis dunia yang memprotesnya adalah Colin Thubron, novelis Lionel Shriver, Mohsin Hamid, Michael Chabon, fotografer Teju Cole, dan lain-lain. Mereka menandatangani petisi setelah pembatalan tiga diskusi panel di festival Ubud.
Simak: Biennale Jogja XIII Ekuator #3 Dibuka Akhir Pekan Ini
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Festival ini didirikan oleh Janet sebagai 'proyek penyembuhan' setelah insiden Bom Bali pertama. Ketua PEN Internasioal Writers-in-Prison Committee Salil Tripathi mengatakan dengan penolakan isu 1965 tersebut telah menutup peristiwa masa lalu.
"Otoritas Indonesia mengambil langkah besar untuk mundur dan kami 'mengutuk' keputusan pemerintah," kecamnya.
Pembantaian Indonesia di tahun 1965 dengan korban yang besar juga memiliki dampak etnis di Indonesia. "Selama kekuasaan Soeharto selama 32 tahun dan peristiwa 1965 tertutup dibicarakan baru setelah itu banyak film bermunculan," lanjutnya.
Film-film yang dimaksud adalah 'The Year of Living Dangerously', serta belakangan buki 'The Act of Killing', dan film 'The Look of Silence' karya Joshua Oppenheimer. Festival sendiri berlangsung dari 28 Oktober sampai 1 November 2015.
(tia/mmu)