Didik Nini Thowok yang bernama asli Didik Hadiprayitno dikenal luas di Indonesia sebagai pemrakarsa gaya tari yang unik dengan menggabungkan unsur tari klasik, folk, serta tarian modern.
Ia juga salah satu dari beberapa seniman yang melanjutkan tradisi lama 'Tradisional Cross Gender' dalam bentuk tarian. Sedangkan Mila Rosinta Totoatmojo sudah menari sejak kecil, dan akhirnya memutuskan mendalami ilmu tari dan belajar lebih banyak tentang bagaimana menciptakan tari, memperdalam tradisi Jawa dan belajar tari tradisi Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan keluwesannya di atas panggung, Didik Nini Thowok dan Mila Rosinta bercerita tentang realita generasi muda yang kadang sok tahu dan yang tua sok merasa muda. Dengan alur cerita yang apik, penikmat seni diajak mengikuti alur bagaimana kedua generasi ini harus bekerja sama atau malah bersaing dalam kehidupan sehari-hari.
"Saya senang bisa tampil di Galeri Indonesia Kaya dan menampilkan realita hubungan dua generasi melalui pertunjukan tari," katanya.
Pementasan dibuka dengan penampilan Mila yang membawa Sang Kaca Rasa. Kemudian dilanjutkan oleh Didik Nini Thowok dengan 'Dwimuka Jali. Selain Canda Tawa Dua Generasi, rangkaian ulang tahun GIK juga dimeriahkan dengan penampilan lainnya.
(tia/tia)