Kali ini pentas Aneka Tari dan Sendratari mengambil judul 'Prasetya Ing Maespati'. GRJS bekerja sama dengan Trans TV dalam menyelenggarakan pentas tersebut.
Pentas itu sendiri berlangsung di Auditorium Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta Selatan, Sabtu (26/9/2015) malam. Sepanjang hampir 100 menit acara digelar, mata penonton dimanjakan dengan beragam tarian klasik jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, aneka tari kembali menggoyang panggung dari Tari Kuda-Kuda, Tari Golek Sri Rejeki, Tari Prawiraguna, Tari Satriya Ngalaga, sampai Tari Sekarpuri. Pagelaran tari yang disaksikan dari mulai anak-anak, remaja, hingga orangtua terlihat menikmati pentas tersebut.
Tiba sendratari mengambil panggung. Mengambil judul 'Prasetya Ing Maespati', pagelaran itu bercerita tentang seorang senopati perang bernama Maespati diuji kesetiaan dan kesaktiannya oleh sang raja.
Lebih dari 15 penari mengambil bagian dari empat bagian adegan dalam sendratari. Sampai di akhir acara, penonton tak pernah bosan memberikan applause kepada yang tampil dalam pagelaran tersebut.
Melihat kesuksesan pagelaran kali ini, Ishadi S.K selaku pembina GJRS mengaku berterima kasih atas dedikasi para generasi bangsa pelestari budaya tari jawa klasik. Ia merasa pengorbanan enam bulan menyiapkan pagelaran ini tak sia-sia.
"Sanggar tari ini sudah berusia 43 tahun, telah lewatin berbagai zaman. Setiap minggu pagi, 100 murid latihan tiap minggu pagi. Mereka dengan kesederhanaan, fasilitas terbatas pertahankan tradisi jawa," ujar Ishadi kepada detikHOT.
"Persiapan enam bulan sebelum pagelaran. Kalau dari saya, sya seneng. Alhamdulillah mereka bersemangat dan ikhlas tadi," lanjutnya.
Ishadi pun berharap dengan adanya pagelaran aneka tari dan sendratari 'Prasetya Ing Maespati' bisa menginspirasi sekaligus mengajak anak-anak untuk mau belajar dan melestarikan seni tari jawa.
"Masih banyak peminat sanggar tari jawa. Siswa-siswa sederhana semoga mau berbgi sesuatu dan menjaga kelestarian budaya ini," tutupnya.
(mau/fk)