Sepanjang 1996-2000, dari 53 lukisan maestro S.Sudjojono yang ditawarkan dalam 17 katalog lelang ada 17 lukisan palsu dan 6 yang diragukan keasliannya. Data dari S.Sudjojono Center itu menambah akurasi perkataan kurator dan dosen Institut Teknologi (ITB) Bandung, Aminudin TH Siregar.
"Dari 15 lukisan Sudjojono di Oei Hong Djien (OHD) Museum, ada 12 di antaranya diduga palsu," ucap pria yang akrab disapa Ucok di depan khalayak yang hadir dalam diskusi 'Ancaman Lukisan Palsu' di Ciputra Artpreneur Jakarta Pusat, Kamis (17/9/2015) lalu.
Sejak siang, puluhan mahasiswa, seniman, pengajar, kolektor hingga pecinta seni memadati diskusi yang menampilkan 6 narasumber itu. Ruangan Ciputra Artpreneur mendadak membludak. Keluarga dari para mestro seperti istri S.Sudjojono dan keluarga Hendra Gunawan turut hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Teater Koma Kembali Pentas di 'Akhir Pekan @Museum'
Namun, ada beberapa yang palsu dan sampai sekarang menjadi perdebatan. Kurun waktu dua tahun, dengan mengumpulkan pengamat, sejarawan serta kolektor seni, Perkumpulan Pecinta Seni Rupa Indonesia (PPSI) melakukan investigasi. Serta menerbitkan buku 'Jejak Lukisan Palsu di Indonesia' pada Mei 2014. Berbagai kota seperti Bandung, Yogyakarta dan Bali dikelilinginya untuk setiap kalangan peduli akan isu tersebut.
Pertama kalinya diluncurkan, buku dan lukisan-lukisan repro di Galeri Nasional Indonesia itu dipajang. Ketua PPSI Budi Setiadharma mengatakan puncak isu terjadi ketika OHD membuka museumnya yang ketiga. "Kami mempertanyakan keaslian koleksinya," ujarnya di sela-sela diskusi.
Lukisan-lukisan yang dipalsukan di antaranya karya old master Indonesia seperti S.Sudjojono, Affandi, Soedibio, Hendra Gunawan, H.Widayat dan lain-lain. Pengamat seni Agus Dermawan juga mengungkapkan lukisan Hendra Gunawan yang dipalsukan.
"Karya old master Hendra hanya sedikit melukis perjuangan, lebih banyak ideologi dan mistis. Tapi di museum itu justru ada temuan lukisan perjuangan," Uungkap Agus.
Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf yang hadir menyarankan ada tindakan preventif. "Saya mempertanyakan apakah lukisan palsu ini diendorse oleh keluarga sendiri karena kebutuhan ekonomi atau memang ada kolektor yang meminta lukisan maestro dipalsukan," ungkapnya.
"Harus ada tindakan preventif dari lukisan yang sudah dibeli seseorang. Dan hak cipta dari lukisan palsu itu sendiri," tutup ayah dari Sherina Munaf.
Simak terus artikel ancaman lukisan palsu, hanya di detikHOT!
(tia/ron)











































