============
Musik latin terdengar dari jalanan kecil yang membelah pemukiman padat di San Francisco. Iramanya rancak dengan beat cepat dari gitar klasik, mengingatkan lagu-lagu pengiring tari tango atau salsa. Dua tiga orang berkumis tebal bertopi vendora saling berkelakar di depan mural kota berukuran besar, kebanyakan berwarna dan tidak sedikit yang hitam putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ucapan Glen mengkonfirmasi riset kecil-kecilan yang dilakukan sebelum berangkat ke San Francisco. Tujuan utamanya yakni berburu mural kota di sebuah sebuah komunitas komunal paling besar dan nyentrik di kota teknologi tersebut.
Sebut saja Maestra Peace, salah satu mural paling ikonik di sebuah bangunan Womens Building di 18th Street. Mural yang dikerjakan oleh tujuh seniman perempuan dunia pada 21 tahun lampau itu masih terlihat cantik dan tidak pudar. Warna-warnanya sangat kontras dengan tema sosial, budaya hingga pesan religius.
Setiap turis yang sengaja atau kebetulan melintas dipastikan bakal menghentikan langkah dan melihat takjub. Saat detikcom menyambangi Maestra Peace, mereka memperhatikan seksama, seakan melihat lukisan di galeri seni sungguhan. Kemudian berbisik, membuat diskusi dan mencoba mengkurasi serta menyelami dengan caranya sendiri-sendiri. Kemudian mengakhiri dengan manggut-manggut sebelum berfoto di depannya sekedar tanda mata.
"Maestra Peace merupakan bagian dari pendidikan visual yang inspiratif, berkisah keberanian perempuan melalui ruang dan waktu di seluruh dunia," tulis pengelola Womens Building dalam laman resminya.
Selain Maestra Peace, ratusan mural bertebaran di seantero distrik. Temanya apa saja namun kebanyakan berisi protes sosial, pesan budaya atau sejarah dan tradisi di tempat tersebut. Gaya yang dihadirkan juga bermacam-macam dari yang klasik, pop art maupun kontemporer.
Apapun itu, yang menarik adalah pilihan warna yang dipergunakan, hitam-putih, pastel atau menabrakkan warna-warna primer dengan enerjik dan eksperimental. Bagi orang awam, sangat cocok menjadi background untuk tempat berfoto-foto lantaran warnanya yang berani tersebut.
Saking banyaknya mural, butuh waktu seharian jika ingin menyimak satu-persatu pesan, emosi dan kekuatan tiap-tiap mural. Cara paling efektif yakni dengan menyewa sepeda ontel untuk menghemat waktu dan tenaga. Kalaupun tidak, bisa mencuplik beberapa mural paling ikonik dan monumental seperti Maestra Peace tadi.
"Mission Distrik mempertahankan keseimbangan antara budaya Latin yang penuh warna dengan tradisi Bohemian yang sangat cair. Ia mampu bertahan melawan booming dotcom dan naiknya harga perumahan," tulis New York Times mengenai tempat ini.
Selain mural, siapa saja bisa menikmati suasana Latin yang hangat di Mission District. Bar dan kafe yang bertebaran di Mission Street atau Dolores Street dengan interior yang khas bakal menggenapi romansa Meksiko yang sangat kental.
Tentu sambil menyantap menu vegetarian atau olahan daging khas Amerika Tengah. Dari harumnya kudapan Tacos&Nachos, kesegaran cocktail Margarita dan pedasnya cabai Jalepano yang otentik. Lalu mencicipnya di antara pria gempal berkumis tebal dan perempuan bertubuh bahenol khas perempuan Latin.
Bienvenida!
(Ari/tia)