Pertunjukan dimulai dari penari wanita berpakaian merah (Mila Rosinta) naik ke atas panggung. Bergerak sebebasnya. Berpadu dengan penari berkepala plontos dan yang bergerak seperti zombie.
Saluang pun berbunyi. Disertai dengan tari Piring yang dibawakan oleh Lora Vianti dari Padang. Serta penari asal Bali (I Wayan Adi Gunarta) yang memakai topeng dan menari Kecak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Juga: Seniman Jepang Pembuat 'Kelamin Wanita' Akhirnya Disidang
'Simulakra', pementasan yang berbatasan antara realitas dan dunia maya itu menampilkan penampilan dari para penari dengan Skype. "Ini live dari Padang dan Bali. Bukan digital recording, konsep seperti ini saya kira yang pertama kali di dunia pertunjukan."
Uniknya di beberapa adegan, perpaduan gerakan dari penari tiga kota itu tampak tidak sama dan tak saling bertabrakan. Kelima penari utama bergerak beriringan dan menjadi satu.
"Ini yang dinamakan roso. Yang tak terlihat dan jauh di sana, kami samakan agar nggak bertabrakan gerakannya," ucap Mila kepada detikHOT.
'Roso' atau diartikan sebagai 'rasa', menurut Mila menjadi penting lantaran penyatuan dari realitas yang ada di GIK dan maya yang ada di dua kota lainnya. "Ada beberapa gerakan yang jadi improvisasi. Yang jelas penyatuannya adalah roso itu."
"Akhir dari cerita yang rada absurd ini diakhiri oleh saya. Apakah ini Simulakra? Itu kejutan yang diberikan ke penonton," tambahnya lagi.
Pementasan 'Simulakra' masih ada dua kali penayangannya lagi hari ini di Galeri Indonesia Kaya (GIK). Pertama pukul 15.00 dan 19.00 WIB. Selamat menikmati!
(tia/ron)