Sebanyak 21 seniman ikut berpartisipasi di dalamnya. "Ada 20 lukisan besar yang berukuran besar di ruang pamer Galeri Nasional," ucap kurator Jim Supangkat, saat jumpa pers dan media gallery di Galeri Nasional, Selasa (3/2/2015).
Termasuk tiga lukisan hasil restorasi dari peneliti asal Jerman Susanne Erhards. Ketiga lukisan tersebut merupakan karya dari Raden Saleh, yakni 'Penangkapan Diponegoro' (1857), 'Harimau Minum' (1863), dan 'Patroli Tentara Belanda' (1871)'. Ketiganya dilukis abad ke-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Jim, ada dua kurator lainnya yakni ahli sejarah yang meneliti Raden Saleh Werner Kraus, dan Peter Carey yang khusus meneliti sejarah Diponegoro selama puluhan tahun lamanya. Fokus dari pameran ini, kata Jim, adalah lukisan 'Penangkapan Pangeran Diponegoro' yang berhasil direstorasi.
"Banyak bagian gelap muncul di sisi kiri, sekarang jadi terang. Dari pameran ini kita tidak bisa menyangkal, munculnya kesadaran baru dalam sejarah dan kita harus berterima kasih dengan Peter Carey, Werner Kraus, dan pihak yang mewujudkan pameran ini," kata Jim.
Baca Juga: Panduan Audio Pameran 'Aku Diponegoro' Dapat Diunduh Gratis
Para seniman yang berpartisipasi di antaranya adalah Aditya Novali, Basuki Abdullah, Chusin Setyadikara, Eddy Susanto, Eldwin Pradipta, Entang Wiharso, Galam Zulkifli, Guntur Triyadi, Harijadi Sumodidjojo, Heri Dono, Indyra, Maharani Mancanegara, Manguputra, Nasirun, Oscar Matuloh, Pupuk Daru Purnomo, Raden Saleh, Soedjono Abdullah, Sri Astari, Srihadi Soedarsono, dan S.Sudjojono.
Tak hanya lukisan, 21 seniman ini juga menampilkan karya seni maupun obyek mengenai Diponegoro dari berbagai sisi. Termasuk jubah, sorban, maupun pelana yang dipakai Diponegoro untuk berkuda ketika berperang.
(tia/tia)