Sepanjang usia 91 tahun dan karier menulisnya, Sitor banyak menghasilkan karya sajak maupun puisi berkualitas. Berikut empat karya fenomenal Sitor Situmorang. Di antaranya:
Puisi 'Tatahan Pesan Bunda'
|
|
Bila nanti ajalku tiba
Kubur abuku di tanah Toba
Di tanah danau perkasa
Terbujur di samping Bunda
Bila ajalku nanti tiba
Bongkah batu alam letakkan
Pengganti nisan di pusara
Tanpa ukiran tanpa hiasan
Kecuali pesan mahasuci
Restu Ibunda ditatah di batu
Si Anak Hilang telah kembali!
Kujemput di pangkuanku!
Puisi 'Dinding Waktu' (1976) dan 'Peta Perjalanan' (1977)
|
|
Keberadaannya di dalam penjara mendapat pengawasan yang sangat ketat, bahkan para penjenguknya tidak diizinkan memberikan pulpen atau pun kertas, namun tetap saja jiwa menulis Sitor mampu mengeluarkan sebuah karya.
Esai 'Sastra Revolusioner' (1965)
|
|
Toba na Sae (1993)
|
|
Disatukan dan diterbitkannya kembali dalam satu buku sebagai upaya menghadirkan secara lengkap hasil penelitian antropologis mengenai sistem adat dan lembaga-lembaga adat penting dalam masyarakat Batak-Toba yang pernah dilakukan Sitor Situmorang pada kurun 1981-1991.
Halaman 2 dari 5











































