Dalam sebuah wawancara seperti dilansir dari BBC, Rabu (12/11/2014), Bush kesulitan melukis ayahnya. "Saya menangkap perasaan bagaimana menjadi tua. Saya mencoba untuk melukis jiwa yang lembut tentang ayah saya," ungkapnya.
Ia menuturkan bahwa ayahnya adalah seseorang yang dikaguminya. Setelah meninggalkan kursi kekuasaan nomor satu di Amerika Serikat, bukan ketenaran maupun kekuasaan yang dirindukannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baginya, lukisan itu seperti buku dan ia mencoba menggambarkan rasa cinta kepada ayahnya melalui sebuah potret. "Saya tidak peduli dengan wajah saya, hanya gambar ayah saya yang harus dibuatkan bagus. Termasuk gambar hidungnya yang susah dilukis," tuturnya.
Penampilan Bush di bidang seni pertama kalinya pada Februari 2012, ketika seorang hacker mengakses ke akun email adiknya. Di situ terdapat beberapa foto dari karya lukis Bush, termasuk lukisannya di dalam bak mandi dan kamar mandi.
Ia mengaku tak ingin publik mengenalnya sebagai seorang seniman tapi ia berubah pikiran. Bush kembali melukis dan sebuah pameran tunggal bertajuk 'The Art of Leadership: Private Diplomatic A Presiden' digelar di Dallas. Ia membuat lukisan dari para politikus Amerika, dan Presiden Rusia Vladimir Putin dan beberapa pemimpin dunia lainnya.
(tia/mmu)











































