Bebunyian Speak Percussion Asal Australia Hipnotis Penonton

Bebunyian Speak Percussion Asal Australia Hipnotis Penonton

- detikHot
Jumat, 26 Sep 2014 15:45 WIB
Bebunyian Speak Percussion Asal Australia Hipnotis Penonton
Jakarta -

Ruang Galeri Salihara malam itu menjadi gelap. Bebunyian yang berasal dari bel, gantungan kerang dan tarik menarik pita kaset dimainkan. Ditambah dengan nada-nada diatonis yang dimainkan oleh pemusik wanita.

Di atas panggung hanya ada tiga pemain. Mereka adalah Kaylie Melville, Matthias Schack-Arnott, dan Eugene Ugheti sebagai artistik director. Grup ini tergabung dengan nama Speak Percussion ini berasal dari Australia.

Setelah musik bagian pertama 'Cradle' dimainkan, mereka melanjutkan ke bagian kedua yakni 'Popular Contexts Volume.6'. "Di sini kita akan menemui remix suara-suara yang biasa ditemui sehari-hari seperti suara pesawat, saat sedang konser. Saya yakin Anda akan takjub dan berpikir wah," ujar Uegene disambut gelak tawa penonton Kamis malam (25/9/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bagian pertamanya, Eugene menjelaskan bahwa bagian pertama dari musik tersebut adalah persepsi mereka dengan yang disebut sebagai budaya popular.

"Kami sudah ada 13 tahun, dan ini apa yang kami pikir sebagai budaya pop," tuturnya. Apa yang dikatakan Eugene ternyata benar, dalam remiz suara yang dikolaborasikan oleh permainan mereka mampu menghipnotis para penonton. Standing ovation selalu diberikan tiap kali mereka selesai bermain.

Di bagian ketiga kali ini, Eugene bermain sendirian. Musik ciptaannya ini dinamakan 'Hypnagogics'. Ia membuat alat instrumen 25 nada dari lima material yaitu kaca, keramik, logam, kayu, dan membran kulit. "Semoga Anda menyukai kreasi buatanku."

Pria ini sudah pentas hingga ke seluruh Eropa, Asia, Amerika bagian Utara, dan Australia ini terinspirasi ketika masih dalam keadaan mengantuk dan setengah tidur. Eugene hanya menggunakan alat pemukul besi berukuran kecil dan musik yang mendayu-dayu ini terasa hening dan menyayat.

Penampilan terakhir yang paling spektakuler dibandingkan lainnya. Ketiga seniman perkusi ini memakai bantuan dari lampu neon yang mengantarkan gelombang eketromagnetik dari tubuh manusia. Lampu-lampu tersebut menyala dan mati sesuai dengan gerakan mereka. Para penonton kembali terhipnotis oleh pagelaran mereka malam itu.

Speak Percussion ini pernah pentas di Mona Foma (Hobart), MaerzMusik (Berlin), SPOR Festival (Denmark), Batteries Festival IV (Geneva), Red Gate Gallery (Beijing), Roullete (New York) dan lain-lain.

(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads