1920, Barbershop Urban di Kawasan Rural Jatinangor

Barbershop, Tempat Potong Rambut Para Gentleman

1920, Barbershop Urban di Kawasan Rural Jatinangor

- detikHot
Kamis, 10 Jul 2014 13:17 WIB
1920 (asep/detikhot)
Jakarta - Tempat mencukur rambut yang khas urban, ternyata tak hanya ada di kota besar seperti Jakarta maupun Bandung. Uniknya, detikHOT menemukan barbershop gaya dan berkonsep di sebuah kawasan rural yakni di Jatinangor, Jawa Barat.

Ya mungkin memang fakta ini, terkait dengan banyaknya mahasiswa asal kota besar yang menuntut ilmu di daerah ini.

Barbershop ini bernama 1920. Tempat ini mengambil tema bergaya vintage-industrial khas tahun 1920-an dengan konsep 'bootleg' di bar dengan paduan sentuhan warna hitam, putih di tempat mencukurnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan konsep unik yang mereka tawarkan, para pelanggan dapat menikmati atmosfer berbeda ketika memasuki kedua ruangan yang ada di barbershop tersebut.



Saat memasuki ruangan bar, pengunjung akan disajikan minuman gratis yakni 1920's Signature, campuran antara teh hitam dan sirup jahe untuk menemani pelanggan saat mengantri. Sementara itu, di ruang cukurnya sendiri, pengunjung juga akan dibuat rileks dengan alunan musik jazz.

1920 menyediakan jasa Haircut dan Classic Shave dengan tambahan pijatan di kepala, dengan harga berkisar Rp. 25 ribu. Produk wax rambut, yang tengah diganderungi oleh anak-anak urban, juga disediakan di sini. Yaitu, pomade impor dengan merk Murray’s dan Suavecito.



Pencukur di tempat ini pun sudah punya pengalaman yang panjang. Denny, 24 tahun sang pencukur di tempat ini, menjelaskan untuk mengasah kebolehannya mencukur ia perlu belajar selama sekitar satu tahun.

Kini, Denny yang berasal dari Desa Banyuresmi, Garut, Jawa Barat, sudah sampai di tahun ke delapan dalam menjalani profesinya ini. "Kalau saya belajar itu empat bulan sama teman, habis itu belajar lagi, ya kira-kira butuh satu tahun untuk benar-benar bisa mencukur," ujar Denny kepada detikHOT (06/07/2014) di Barbershop 1920, Jatinangor, Jawa Barat.

Ia pun dengan bersahabat, menjelaskan tempatnya bekerja ini baru buka tiga bulan lalu. Pelanggan yang datang cukup ramai, hampir setiap hari setidaknya ada enam kepala yang dipangkas.

Pelanggan yang datang kebanyakan adalah mahasiswa yang tinggal dan menuntut ilmu di Jatinangor. Obrolan demi obrolan pun bergulir, ini merupakan salah satu kekhasan yang ada di barbershop ini.

Karena dua pegawai yang bekerja di tempat ini pun berasal dari kalangan mahasiswa, yang sebaya dengan para pelanggannya. Di kawasan Jatinangor ini bisa dibilang 1920 adalah satu-satunya yang menawarkan konsep urban seperti ini.

Di sekitar barbershop 1920, ada beberapa tempat pangkas rambut yang tampil lebih sederhana dan tradisional, dan tempat yang tidak membawa atribut gengsi maupun konsep tertentu ini, dipastikan menawarkan harga yang lebih terjangkau.

(ass/hkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads