Total penjualan rekamannya lebih dari 350 juta kopi di seluruh dunia dari kariernya selama 40 tahun, dan ini hanya segelintir alasan mengapa ia dinobatkan sebagai "King of Pop". Ia meninggal sesaat sebelum malam-malam tur yang menandai kembalinya ke jagat hiburan, dan hal itu membuat jutaan penggemarnya merasa lebih kehilangan.
Untuk konser yang akhirnya tak pernah digelar, bertajuk This Is It itu, 40 ribu lembar tiket telah terjual per jamnya. Penggemar asal Jepang, Jerman, Dubai rela antri panjang untuk memiliki tiket tersebut. MJ adalah sebuah daya tarik global, baik bagi penggemar maupun musisi di seluruh dunia.
"Di Timur Tengah dan Asia Tenggara namanya sangat besar, sama seperti ia di Amerika Serikat dan Eropa," kata Steve Greenberg, pendiri dari S-Curve Records dilansir CNN, Kamis (12/6/2014).
"Ia memiliki sebuah universalitas yang tidak dimiliki oleh semua orang. The Beatles memiliki ini, Muhammad memiliki ini, tapi kutegaskan tidak semua orang memiliki ini," tambahnya.
MJ dikenal lebih dari hanya musiknya saja. Setelah kematiannya pada 25 Juni 2009, juru kampanye hak-hak sipil Amerika Serikat, Sharpton Rev memberikan penghargaan bagi MJ di Los Angeles. Ia mengatakan bahwa MJ adalah seorang pelopor dalam membantu orang di seluruh dunia melalui gerakan amalnya.
Sharpton Rev menambahkan bahwa lagu yang ditulis MJ bersama Lionel Richie bertajuk 'We Are the World' merupakan sebuah single amal yang rilis tahun 1985. Ini ditujukan untuk membantu orang-orang kelaparan di Afrika dan mengumpulkan dana sekitar US$ 50 juta.
MJ adalah seorang entertainer yang dianggap paling tinggi dan memiliki bakat yang tak tertandingi. Dari kemampuannya yang luar biasa, saat masih anak-anak bersama kelompok musik bersaudara Jackson 5, kemudian tarian moon walk-nya yang legendaris.
Namun setelah tahun-tahun kolosalnya pada 1982, dengan album hits 'Thriller', dan pada 1987 dengan album 'Bad', banyak yang berfokus pada sisi lain dirinya dan melemparkannya dalam pandangan yang kontroversial
Salah satunya apa yang diutarakan oleh vokalis dari band Pulp, Jarvis Cocker. Pada 1996, Jarvis menyebabkan kehebohan di Brit Awards, London ketika ia menyerbu panggung saat MJ membawakan lagu 'Earth Song', sebagai bentuk protes. "Menolak cara MJ melihat dirinya sebagai semacam tokoh seperti Kristus dengan kemampuan menyembuhkan," paparnya.
MJ merasa tak melihat sisi humor dalam ejekan Jarvis Cocker itu. Ia menanggapinya dengan berkata, "Aku merasa muak, sedih, kaget dan marah atas protes itu." Saat itu Jarvis pun ditangkap meski akhirnya dibebaskan. Penolakan Jarvis pun mendapat banyak dukungan dari orang-orang yang terlibat dalam industri musik.
Tema anak-anak juga menjadi salah satu hal yang terus menghantui MJ. Pada 2002 ia mendapat kemarahan publik dengan menggantung anak bayinya Prince Michael II dari balkon lantai tiga sebuah hotel di Jerman sebelum melakukan jumpa pers. Dia kemudian mengatakan menyesali insiden tersebut.
Ia juga dikaitkan dengan masalah pelecehan seksual terhadap anak-anak. Dari berbagai kasus yang menyoroti lebih dalam akan perilakunya, ia kemudian menjalani hidup yang lebih sederhana di Amerika Serikat dan banyak menghabiskan waktu di Inggris. Dalam duka melepas kepergiannya, para penggemar di seluruh dunia mengingat sosok MJ sebagai pahlawan dalam musik dengan kepekaannya pada kehidupan manusia.
(ass/mmu)