"Kami tak bisa melanjutkan pementasan ini karena kekurangan dana untuk membayar para pemain opera," kata Unathi Mtirara, produser opera kepada AFP seperti dilansir dari BBC (27/5/2014). Mtirara adalah juga salah seorang cucu keponakan Mandela.
Pementasan itu memainkan kehidupan Mandela dimulai dari kelahirannya, saat dia berjuang menentang apartheid, masa penahanan dan diakhiri dengan inagurasinya sebagai Presiden Afrika Selatan pertama berkulit hitam pertama pada tahun 1994.
Opera ini sebenarnya bukan satu-satunya pementasan tentang Mandela. Sebelumnya ada 'The Mandela Trilogy', gabungan antara opera, musik tradisional Xhosa dan jazz yang dipentaskan di Johanessburg pada 2011. Pertunjukan yang sama juga digelar di Inggris pada 2012 dan di Jerman sebulan kemudian.
Kehidupan Mandela juga sempat dibuat versi layar lebarnya. Bahkan film yang dibintangi Idris Elba sebagai Mandela itu sempat dinominasikan di Academy Award.
Film ini sedang diputar perdana untuk kalangan bangsawan Inggris di London ketika berita kematian Mandela tersebar. Saat itulah pemutaran film disela dengan pengumuman duka cita yang disampaikan langsung oleh Idris Elba. Mandela meninggal Desember lalu dalam usia 95 tahun. Kematiannya ditangisi seluruh dunia yang menjulukinya sebagai simbol perjuangan untuk persamaan hak.
(utw/ich)











































