Sastrawan serba bisa Putu Wijaya percaya hal yang pertama. Baginya, dengan melukis membuat aktivitasnya tidak mati, karya berjalan terus dan otak akan terus berpikir. "Kegiatan ini membuat membuat kita lebih segar," ujar Putu kepada detikHOT akhir pekan lalu.
Melukis sebagai terapi stroke ini, terinspirasi dari pelukis bernama Adam Lay. Tadinya Adam memang seorang pelukis tenar, dengan banyak melukis obyek ikan koi dan kuda. Banyak kolektor yang menyukainya sehingga membuatnya bergelimang harta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun tiba-tiba ia terserang stroke. Dari kota ke kota ia mencoba berobat. Sayangnya tak sembuh juga. Sehingga akhirnya Adam tetap melukis meski dengan obyek berbeda. Ia mengeksplorasi burung Garuda, Dilanjutkan dengan tokoh antagonis wayang Cakil dengan format baru.
"Ia yang membuat saya terinspirasi sehingga saya semangat mengetik," kata Putu.
Meski terapi melukis ini belum direkomendasikan oleh ilmu kedokteran, namun Putu tetap giat berkarya. Karyanya, 27 lukisan sudah terpajang di Bentara Budaya Jakarta.
Ke depannya tak hanya pohon, perbukitan, danau, maupun gunung saja yang dilukisnya. Putu juga akan melukis berbagai potret orang dalam berbagai bentuk.
(tia/utw)