Made Bayak, Ubah Plastik Jadi Kanvas Untuk Melukis

Mengolah Plastik Jadi Karya Seni (2)

Made Bayak, Ubah Plastik Jadi Kanvas Untuk Melukis

- detikHot
Rabu, 05 Mar 2014 09:07 WIB
Made Bayak, Ubah Plastik Jadi Kanvas Untuk Melukis
Made Bayak dalam sebuah workshop di @Amerika. (dok.pribadi)
Jakarta - Seniman asal Bali ini memiliki kenangan indah tentang kampung halamannya. Ketika ia masih kecil, setiap kali membeli makanan di warung maupun hadir di acara keagamaan, wadah untuk memakannya pasti terbuat dari daun.

Lambat laun, daun dibuah menjadi plastik agar lebih sederhana. Setiap tempat di sudut Bali menyederhanakan dengan plastik tapi kebiasaan buang sampah juga menjadi merajalela.

"Dulu setiap kali makan pakai daun, dibuang di depan atau belakang rumah. Tumbuh besar, plastik datang ke Bali. Tiap kali main ke kali, selalu ada plastik yang nyangkut," kata Made Bayak kepada detikHOT di Pasific Place, beberapa waktu.

Ditambah lagi dengan budaya membuang sampah sembarangan. Banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang pakai mobil mewah di Denpasar tapi kelakuannya tidak berkelas. "Mereka buang sampah begitu saja dari jendela mobilnya."



Pria yang disapa Bayak ini berpikir apa yang bisa dilakukannya bagi Bali. Ia merupakan musisi dan seniman yang sudah melukis sejak kecil. Berbagai gaya lukisan dibuatnya, dari yang realis, pemandangan indah, hingga abstrak.

Berawal dari kampung kelahirannya di Gianyar ia memulai proyek 'Plasticology Art'. Ia membangun image antara eksotis dan mistis Bali namun dengan situasi yang terjadi di Bali sekarang ini.

"Bahwa Bali sudah tak seindah yang kita bayangkan," kata lulusan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar angkatan 1999 ini.

Cara yang digunakan Bayak adalah memproduksi ikon-ikon pariwisata Bali di atas media sampah plastik. Salah satu karyanya ini dituangkan dalam lukisan siluet gadis Bali tempo dulu yang bertelanjang dada sedang menari Legong.

Serta makhluk mitologi dalam kebudayaan Hindu Bali seperti Barong dan Rangda. "Ini juga salah satu tarian sakral Bali tapi sudah tidak sakral lagi demi katanya pariwisata Indonesia."



Meski ia baru menemukan teknik sederhana ini sekitar dua tahun lalu, ia masih berjuang mempromosikan ke setiap kampung-kampung di Bali. Dari tanah kelahirannya proyek ini akan merambah ke daerah lainnya seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan sebagainya.

"Hampir 1,5 tahun saya publikasikan terus menerus apa itu 'Plasticology Art' di Bali, tapi saya juga berniat mau promosikan ke daerah lain," ujarnya.

Kini secara pelan-pelan, lukisan-lukisan dengan kanvas yang terbuat dari plastiknya ini sudah dibawa hingga ke Singapura dan London. Bahkan ada yang dilelang di tiap pameran yang diikutinya.







(tia/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads