Berusia Tiga Abad, Inilah Gereja Tertua di Jakarta

Arsitektur Gereja Tua di Jakarta (2)

Berusia Tiga Abad, Inilah Gereja Tertua di Jakarta

- detikHot
Selasa, 24 Des 2013 08:54 WIB
Salah satu makam di lingkungan Gereja Sion sebagai saksi sejarah. (Tia Agnes Astuti/detikHOT)
Jakarta - Dekat dari Stasiun Beos atau Kota, ada sebuah bangunan gereja yang tertua di Jakarta. Ia terletak di sudut Jalan Pangeran Jayakarta dan Jalan Mangga Dua Raya.

Tak jauh dari shelter busway, di sanalah letak gereja tersebut dibangun. Sebuah pintu kayu bertuliskan angka 318 sebagai tanda usia gereja tampak terlihat.

Tanda Salib juga terpasang di atas pintu kayu tersebut. Gereja ini termasuk salah satu monumen Jakarta yang sangat berharga. Bahkan sebagian perabotan di akhir abad ke-17 masih ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Awalnya, gereja ini bernama Portugese Buitenkerk yang artinya 'Gereja Portugis di Luar (Tembok Kota)'. Namanya juga sempat disebut Belkita semasa Hindia Belanda menguasai Batavia.

"Gereja ini selesai dibangun 1695 dan dilakukan pemberkatan oleh Pendeta Theodorus Zas di Minggu, 23 Oktober 1695," kata sekretaris Gereja Sion, Welma kepada detikHOT Jumat (20/12/2013) lalu.

Cerita mengenai saat peresmian bangunan ini masih terpampang di dinding gereja dalam bahasa Belanda. Welma mengatakan bangunan ini dirancang oleh Ewout Verhagen dari Rotterdam. Serta dibangun di atas 10 ribu tiang pancang kayu.




"Sebagian besar arsitekturnya tidak kami ubah. Dari awal sudah seperti ini, maka sedia kalanya akan tetap seperti ini," ujar Welma.

Ia menyebutkan ada beberapa keunikan dari Gereja Sion. Di antaranya mimbar gereja bergaya Barok karya H.Bruyn dan termasuk perabotan asli gereja. Kedua, kanopi yang besar berasal dari Gereja Kubah di dalam Kota yang dibongkar tahun 1808.

Ketiga, terdapat bangku tertinggi yang dibuat tahun 1660 dan terendah 1664. Keempat, kata Welma, masih terdapat kursi dengan ukiran bagus dan bangku dari kayu hitam atau kayu eboni yang masih digunakan di dalam gereja.

Serta terdapat orgel sumbangan dari putri Pendeta Maurits Mohr dengan ukiran yang sangat indah. "Lonceng yang ada di samping gereja yang sudah ada dari tahun 1675 juga masih berdiri kokoh."



Tidak lupa, beberapa batu nisan yang terdapat di pekarangan Gereja Sion. Mereka berada di sisi kanan dan kiri gereja. Di sana ada sekitar 10 makam. Yang paling bagus adalah milik Gubernur-Jenderal Zwaardecroon (1718-1725).

Dialah yang menyumbang sebidang lahan untuk gereja itu. Batu nisan lainnya adalah milik Ragel Titise dan suaminya Titis Anthonyse. Uniknya, ada satu makam yang bertandakan batu sederhana dengan tulisan LANO 56 KK. Menurut Adolf Heuken, itu adalah nisan Jenderal S.J Frijkenius. Ia adalah seorang pelaut jujur yang gugur kala melawan korupsi di Batavia.

Meski Gereja Sion pernah beberapa kali terancam ingin dialih fungsikan jadi tempat abu tentara yang gugur (1943), jadi pabrik pada 1953 sampai ketika rusuh Mei 1998, namun ia tetap berdiri hingga sekarang ini.













(tia/utw)

Hide Ads