Pendiri Batavia Dance Company, Belajar Tari Tradisi dari Gumarang Sakti

Kembalinya \'Gumarang Sakti\' (7)

Pendiri Batavia Dance Company, Belajar Tari Tradisi dari Gumarang Sakti

- detikHot
Rabu, 04 Des 2013 17:04 WIB
Salah satu pementasan Batavia Dance Company . (dok. Batavia Dance Company)
Jakarta - Namanya Deddy Puja Indra. Ia merupakan pendiri dari Batavia Dance Company yang berada di kawasan Mampang Prapatan XI, Jakarta Selatan.

Karir menarinya dimulai sejak tahun 1982 dan berawal dari seni tari modern. Ia sudah menari bersama koreografer dari dalam maupun luar negeri.

Sebut saja seperti Gusmiati Suid, Farida Oetoyo, Maya Tamara, Tom Ibnur, Boy G. Sakti, Maxim Hapner (Canada), Jurgen Otte (Belanda), Chuck Davis (Amerika), dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Berbagai teknik tari modern, jazz kontemporer, dan balet klasik sudah dipelajarinya, namun ketika belajar seni tari tradisi Minangkabau, ia berguru kepada Gusmiati.

"Saat itu tahun 1989, mau ada Academy Dance Festival di Perancis, ibu diundang dan ia bikin audisi di seluruh Jakarta. Akhirnya jatuhlah ke dua penari laki-laki, saya dan Henry Jhons," katanya kepada detikHOT Senin (2/12/2013) lalu.

Pria yang akrab disapa Deddy pun memulai proses latihan selama tujuh bulan. Di sana, ia belajar tarian untuk pementasan. Di antaranya tari Baitullah, tari Gandang Sakato, tari Batagak dan sebagainya.

"Saya ingat betul para penonton menepuk tangan sampai setengah jam enggak berhenti-henti. Berbeda sama penari lainnya yang balet klasik," katanya.



Saat itu, dari Gumarang Sakti hanya membawa 12 penari. Berbeda dengan negara lainnya sampai puluhan penari.

"Itu yang membuka mata saya bahwa seni tari sangat luas. Saya juga bangga hadir di ajang internasional yang sekaliber dunia," ujarnya.

Deddy pun bangga pernah belajar di Gumarang Sakti Dance Company yang kuat dengan seni tradisi. Ditambah di masanya itu, putra Gusmiati, Boi G. Sakti menambah khazanah tarian Gumarang sesuai hasil kreasinya.

Belajar di Gumarang Sakti sampai pada akhir 1997, membuat Deddy mengingat segala pelajaran dari Gusmiati. Ada dua hal yang selalu dikenangnya hingga kini, yakni soal disiplin dan kualitas penari.

"Ibu itu sangat disiplin, kalau mulai tari jam segitu yah mulainya jam segitu. Enggak ada yang nanya selesai jam berapa di studio. Tidak ada yang berani," ujarnya.

Mengenai kualitas penari, ini juga yang ditekankan oleh Gusmiati. Menurut Deddy, pendiri Gumarang Sakti tersebut tak ingin sembarang penari menarikan garapannya.

"Penari yang boleh nari adalah yang kualitas nomor satu. Ia sangat pemilih sekali. Itulah yang disebut kualitas penari di mata ibu," ujar pria kelahiran Tanjung Pinang, 30 April 1964 ini.

Berbagai pengalaman menari bersama koreografer ternama, membuat Deddy belajar banyak hal. Termasuk soal manajemen dalam perusahaan seni tari, hingga pada 2003, ia mendirikan Batavia Dance Company.

"Saya membuat studio tari, mengajarkan tari juga, punya penari ada 50 orang. Saya bikin wardrobe dan konveksi juga, sewa kostum nari juga. Semuanya dimanage dengan baik," katanya.

Selain aktivitas tersebut, Deddy juga masih menciptakan kreasi tarian buatannya. "Insya Allah, dalam waktu dekat, karena saya sebetulnya banyak sekali schedule di televisi dan acara off air. Mereka semuanya minta tarian yang berbeda-beda."





(tia/utw)

Hide Ads