NYD didirikan bertepatan dengan ulang tahun Namarina ke 50 tahun. NYD menjadi semi profesional dance company yang bertujuan memfasilitasi para penari muda berbakat agar bisa menjadi penari profesional.
Namun hingga kini NYD belum menggarap pertunjukkan di luar negeri. Menurut Maya Tamara, NYD masih harus persiapkan banyak hal. Baik dari sisi manajemen maupun kedisiplinan penari untuk berlatih keras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
***
Bukannya Maya Tamara tak punya rencana unjuk kebolehan di negara tetangga, khususnya kawasan Asia Tenggara.
Tapi untuk waktu dekat Maya lebih peduli untuk membawa NYD dan pementasan baletnya ke Yogya, Surabaya, Bali dan Medan dulu. "Kenapa musti jauh-jauh keluar negeri sementara di internal kita, belum kita garap. dari sini kita bisa terus evaluasi apa kekurangannya," katanya.
NYD juga sudah mengantongi tawaran untuk pentas di Amerika Serikat dan Inggris. Bagi Maya, yang dipentingkan adalah bagaimana NYD bisa membawa nama Indonesia di mata balet global.
"Yang kita perlu mungkin contohnya seperti Royal Ballet di Inggris atau Singapore Dance Theatre. Jadi memang official belongs to the country. Itu mereka traveling ke berbagai negara dengan membawa nama company itu dan membawa nama bangsa juga."
Pementasan rutin para murid juga diadakan oleh Namarina setiap tahunnya. Pementasan dari sekolah ini wajib diadakan setahun tiga kali, untuk anak-anak, madya dan mahir. Namarina juga rutin menyelenggarakan pementasan balet jazz dan tari modern, juga season dari NYD.
***
Dalam tariannya sendiri, Maya menjelaskan bahwa balet klasik yang disajikan di Namarina akan tetap menjadi balet klasik. Namun ia tahu, bahwa kita juga tidak akan bersaing dengan barat, karena balet itu memang berasal dari sana.

"Kita pakai pondasi atau akarnya, tapi tentu budaya kita kan beragam dan ini luar biasa kalau kita bisa menggalinya. Tapi ya saya tidak suka bila hanya tampilan kulitnya saja. Kepingin betul-betul yang bisa blend-in," ujarnya.
Tapi ini bukanlah perkara mudah, koreografer harus bisa meramu ini dengan baik.
"Kita mau ambil dasarnya balet, kombinasi dengan gerakan tari Bali, Jawa atau Sunda. Kalau kita hanya asal-asal, penonton pasti akan merasa ada yang hilang. Demikian juga dengan musik dan kostumnya," kata Maya.
Maya pun mengungkapkan bahwa ia sudah melihat perkembangan koreografer residen Namarina Susi Andri dan Dinar Karina, mereka dengan proses sudah mulai ke arah sana. "Jadi NYD bila memainkan karya luar, tetap ada satu piece koreografi yang ada nafas kita."
(ass/utw)