Matah Ati Tampil Spektakuler di Kampung Halamannya

Matah Ati Tampil Spektakuler di Kampung Halamannya

Devy Octafiani - detikHot
Senin, 10 Sep 2012 06:09 WIB
Solo -

Setelah tampil sukses sebanyak dua kali di Jakarta dan Singapura, Matah Ati akhirnya juga sukses dipentaskan di kota Solo, Jawa Tengah, tepatnya di lapangan Pamedan, Istana Mangkunegaran, Minggu (9/9/2012). Kali ini, berbeda dengan penampilan mereka di Jakarta, panggung Matah Ati sengaja digelar di lapangan terbuka.

Pentas di depan simbol sejarah berdirinya kerajaan Mangkunegaran, panggung teater Matah Ati pun dibangun lebih luas. Tiga kali lipat lebih lebar ketimbang dua panggung yang ada di Teater Jakarta lalu. Begitu pun dengan jumlah penari yang juga tiga kali lebih banyak dilibatkan untuk pentas kali ini.



Semua itu dilakukan Jay Subiakto sang penata artistik untuk menyesuaikan pentas Matah Ati kali ini dengan ukuran panggung yang lebih lebar. Tentunya, tanpa mengurangi atau menambah-nambahkan penampilan teater Jawa ini dari segi cerita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sisi kolosalitas cerita sejarah yang berpusat dari kesetiaan serta pengabdian sosok Rubiyah terhadap Raden Mas Said yang bergelar Pangeran Sambernyowo dalam melawan VOC di abad ke 18 ini tetap membuat penonton yang menyaksikan berdecak kagum. Bahkan pementasan kali ini terasa lebih sakral sekaligus wingit dengan kehadiran 300 penari disertai beberapa penambahan dari segi artistik oleh Jay Subiakto.

Atraksi kobaran api mengiringi adegan perlawanan yang dilakukan Pangeran Sambernyowo yang dibantu oleh pasukan prajurit perempuan yang dipimpin oleh Rubiyah.





Drama tari yang mengisahkan tentang kepahlawanan perjuangan, dan percintaan di tempat asalnya ini memang bagai membangkitkan kembali situasi yang pernah terjadi dahulu di atas tanah kerajaan Mangkunegaran jaman dulu.

Penampilan yang 'beda' ini memang yang diinginkan oleh Atilah Soeryadjaya, sang sutradara. Tak menyangka teater yang digagasnya ini sukses menuai apresiasi setelah tampil di Esplanade, Singapura pada 2010 dan Jakarta pada Mei 2012. Atilah ingin mengungkapkan dirinya berterimakasih kepada masyarakat Solo.

"Pertunjukan di Solo merupakan wujud terimakasih saya kepada kota Solo. Karena di kota asalnya juga, saya ingin memberikan pertunjukan yang lebih spesial," ujar Atilah Soeryadjaya.

Diakhiri dengan cerita dimana Pangeran Sambernyowo mempersunting Rubiyah sang Raden Ayu Matah Ati, kembang api dilemparkan ke atas langit Mangkunegaran.

Kisah cinta dan kepahlawanan Raden Mas Said kembali dibangkitkan dan Matah Ati berhasil menghidupkan kisah sejarah tersebut di hadapan ribuan mata masyarakat Solo.

At the beach in Japan - Spherical Image - RICOH THETA
(doc/ich)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads