Mantan wartawati majalah mingguan Tempo itu sengaja membukukan seluruh kumpulan puisinya lewat sebuah buku. "Karena aku ingin semua orang tahu bahwa kita semua sebenarnya bisa menulis dan kemampuan itu tak dapat kita pungkiri," ungkapnya di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2011) malam.
Kerabat Almarhum Adjie Masaid itu juga sengaja memilih judul buku 'Cintaku Lewat Kripik Baldo' lantaran ia menganggap setiap kata yang dikeluarkannya sangat pedas. Menurut sahabatnya, Linda juga tak akan pernah puas dengan apa yang telah ditulis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku setebal 244 halaman itu memuat 101 puisi yang beraneka ragam. Mulai dari curahan hatinya tentang negeri ini, sampai lelucon anggota DPR yang selalu mendapatkan jatah pulsa Rp 14 juta perbulan.
"Karena apapun yang ada di negeri ini tidak ada yang tidak bisa kita tuliskan. Itu semua kita rasakan dan kita hayati. Kalau kita mau menulis ya menulislah dengan bijak," terang Linda lagi.
Wanita kelahiran Jakarta 23 Juni 1958 itu juga menuangkan rasa takjubnya terhadap kripik blado yang berasal dari Minang lewat bait-bait puisi. Buku yang diterbitkan oleh Gramedia itu dibanderol dengan harga Rp 36 ribu.
(wes/ich)