Novel setebal 144 halaman tersebut mengisahkan hubungan yang pelik antara perempuan dan laki-laki yang tinggal di sebuah ruangan kedap suara yang bernama kasih sayang. Tentang seseorang yang memiliki keinginan untuk mengurai kembali benang yang tak terkira jumlahnya dalam selembar sapu tangan.
Ketika perilisan di Gramedia Central Park Jakarta Barat, Sapardi menjelaskan novelnya sama sekali berbeda dari puisinya. "Karya ini berbeda dan banyak puisi-puisi saya yang diubah ke jenis lain," katanya, Minggu (14/5/2015).
Baca Juga: JK Rowling Terbitkan 'Career of Evil' 22 Oktober
Sapardi hanya membutuhkan waktu lima bulan untuk menulis novel tersebut dan tak kesulitan mengadaptasinya. Sebelumnya, ia telah merampungkan trilogi 'Soekram' pada Maret 2015.
"Mungkin siapa tahu saya bisa mengubahnya lagi jadi bentuk baru. Itu namanya proses kreatif," ungkapnya.
Puisi 'Hujan Bulan Juni' juga sempat diadaptasi ke dalam bentuk musikalisasi puisi oleh mahasiswa Universitas Indonesia pada 1994. Versi komik dan layar lebarnya juga segera dirilis.
Selain soal cerita, kesenduan yang hadir dalam novel 'Hujan Bulan Juni' juga diterjemahkan dengan baik secara visual oleh Iwan Gunawan. Gambar tetesan air mata atau hujan mengundang banyak pujian dari para pembaca.
Selain itu, logo siluet Sapardi di sudut kiri atau sampul buku, yang merupakan simbolasasi perayaan 75 tahun dan menegaskan karya ini adalah karya seorang maestro.
"Sejak tanggal perilisan, novel ini menarik perhatian publik terutama di media sosial. Hujan Bulan Juni juga langsung menjadi trending topic di Twitter," kata editor novel 'Hujan Bulan Juni' Mirna Yulitianti.
(tia/mmu)