Ya, terinspirasi dari kekayaan makanan jajan pasar khas negeri sendiri Glenn dan sang istri berkreasi membuat karakter kartun yang lucu.
Kue-kue jajan pasar seperti cenil, lemper, bolu, getuk dan lainnya digambarkan menjadi karakter-karakter dengan warna-warni menarik. Gambar kartun dari dua inisiator ini dinamakan Kartun Jajanan Pasar atau Japarr.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kreatifitas yang mulai dilakukan sejak tahun 2011 ini, sebenarnya didasari oleh perhatian mendalam kepada generasi penerus bangsa Indonesia. "Kita concern pada karakter di kondisi zaman sekarang. Kita perlu sesuatu untuk pembentukan sebuah karakter bangsa, kita seperti kehilangan identitas," kata Glenn Ardiansyah kepada detikHOT (15/12/2013).

Jadi ia dan istri berpikir, bagaimana cara supaya generasi penerus bangsa memiliki karakter yang kuat. "Kalau dilihat, anak-anak itu ternyata tokoh-tokoh yang mereka gemari hampir semua dari luar, ya mustinya mereka punya kebanggaan sendiri, misalnya kartun lokal. Jadi tokoh imajinasi mereka sendiri yang lokal."
Menurutnya membuat karakter kartun lokal yang bisa diaplikasikan pada produk siap pakai ini bisa jadi pintu masuk memperkenalkan kekayaan bangsa.
"Ini kan secara tidak langsung bisa berpengaruh pada karakter, maka kita coba membuat Japaarr ini. Kemudian kita berpikir apa sih karakter yang bisa mewakili keragaman di Indonesia," ujarnya.
Ia mencontohkan tentang legenda Malin Kundang yang khas dari Indonesia tapi seolah tak mewakili semua daerah. "Akhirnya berangkat dari makanan ini dari jajanan pasar, hal kecil yang semua orang tahu."
Selain menjajakan produk dengan harga yang masih dibilang terjangkau yaitu mulai Rp 10 ribu hingga Rp 85 ribu untuk produk seperti tas atau kaos. Mereka juga membuat komunitas di kawasan Pamulang, Tangerang.
Setiap satu bulan sekali di minggu terakhir, Japarr mengadakan dongeng yang menggunakan alat peraga boneka. "Dongeng itu juga mengandung pesan moral dan mudah diterima anak-anak. Dengan alat peraga boneka ini diharapkan ini bisa lebih mudah diterima, karena menyampaikan lewat visual, anak-anak lebih mudah menerima pesan lewat visual," jelas Glenn.
(ass/utw)