Sejak umur 7 tahun Niesa, demikian sapaan akrabnya, sudah ikut di sanggar Ananda dari Smaradhana Pro yang juga memproduksi acara 'Lenong Bocah' di salah satu stasiun televisi swasta. Niesa pun merasakan dunia akting melalui acara tersebut bersama Olga Syahputra dan Ruben Onsu.
Karena saat itu ia baru mulai masuk sekolah, orangtuanya meminta agar Niesa tetap fokus untuk menjalankan pendidikannya terlebih dahulu. Dengan kata lain, ia sempat dilarang dan oleh sang ayah untuk terjun ke dunia entertainment.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya aku menyelesaikan sekolahku dulu sampai lulus SMA dan kuliah, baru deh bisa fokus lagi terjun ke dunia entertainment," ujarnya kepada reporter detikhot Rachman Haryanto di kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Oleh karena itulah, setelah sekian lama menghilang, Niesa kembali lagi ke dunia akting pada 2010 dengan mendapatkan peran-peran komedi. Sebelum menjadi pemeran utama dalam sinetron komedi 'Super Hero Kocak' yang tayang di Global TV, gadis kelahiran Jakarta 31 Juli 1987 itu juga sempat bermain di sinetron striping 'Islam KTP'.
Sinetron-sinetron tersebut sebagian besar penontonnya anak-anak. Hal itu berimbas juga kepada penggemar Niesa yang sebagian besar juga anak-anak. Bungsu dari tiga bersaudara itu pun mengaku sering menolak tawaran peran jika tak sesuai dengan keinginnnya, misalnya jika ada tuntutan harus buka-bukaan.
Dalam 'Super Hero Kocak', Niesa menjadi seorang wonder woman yang menonjolkan sisi seksinya. Ia mengaku sempat mendapatkan kritik dari beberapa kalangan masyarakat. Lagi-lagi, hal itu karena sinetron tersebut mayoritas penggemarnya anak-anak.
"Dalam sinetron itu aku menjadi superhero yang seksi dan selalu mengenakan pakaian yang ketat dan agak sedikit terbuka. Lebih memperlihatkan ke image seksinya itu ketimbang superheronya, akhirnya banyak omongan-omongan yang kurang mengenakkan gitu deh," ujar artis berusia 24 tahun itu.
"Aku hanya mengikuti apa yang ada di dalam naskah cerita, yang penting masih dalam batasan yang wajar, kalau kritikan itu mungkin biasa ya, jadiin sebagai motivator agar lebih baik lagi aja," papar wanita keturunan Padang dan Batak itu dengan bijak.
(rac/mmu)