Serial HBO The Last of Us sudah memasuki episode 5. Episode terbaru tayang beberapa hari lebih awal karena pertandingan Super Bowl dan kini bisa disaksikan di HBO Go. Pada episode ini kita kembali diperkenalkan dengan karakter-karakter baru yang mewarnai perjalanan Joel (Pedro Pascal) dan Ellie (Bella Ramsey) dari Boston ke lokasi yang diberitahukan Marlene (Merle Dandridge) di awal musim.
Infeksi jamur yang sudah merajalela tidak bisa dihentikan sampai Joel dan Ellie sampai di tempat tujuan mereka. Ada sesuatu pada darah Ellie yang membuatnya kebal terhadap penyakit tersebut. Diharapkan kekebalan itu bisa menjadi awal ditemukannya obat dan vaksin buat infeksi yang disebabkan oleh jamur cordyceps ini.
Hingga cerita Joel dan Ellie dimulai pada 2023, belum ada vaksin atau obat untuk infeksi ini. Dua puluh tahun yang lalu saat infeksi jamur mulai menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Jakarta, seorang ahli mikologi Universitas Indonesia bernama Ratna (diperankan Christine Hakim), menyebut penyakit ini tidak ada obatnya. Satu-satunya jalan adalah melakukan pengeboman pada wilayah tempat penyakit itu pertama kali muncul demi menghentikan penyebarannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Seorang ahli bernama Dr. Jen Ashton yang menjadi koresponden buat ABC News dan Good Morning America bicara soal fakta jamur cordyceps dan penyakit yang disebabkan oleh jamur. Dia mengkonfirmasi bahwa hingga kini, penyakit tersebut memang belum ada obatnya. Hal ini lantaran di dunia farmasi, tidak banyak dana yang dikucurkan untuk riset dan pengembangan obat-obatan untuk penyakit yang disebabkan oleh jamur.
"Sudah umum diketahui cordyceps bukan jenis jamur baru. Biasanya jamur ini menyerang serangga dan belum sampai menginfeksi manusia. Infeksi jamur sudah menyerang ratusan juta orang di dunia setiap tahun. 1,7 juta orang meninggal karena infeksi ini setiap tahun di seluruh dunia. Biasanya pasien yang terserang infeksi jamur dan dirawat di rumah sakit adalah mereka yang punya sistem imun yang lemah. Penyakit ini sangat sulit untuk disembuhkan," kata Dr. Jen Ashton dalam sebuah tayangan YouTube Good Morning America.
"Sayang sekali di dunia farmasi, pengembangan dan riset untuk pengobatan anti-jamur tidak dapat banyak pendanaan dan perhatian. Ini bukan jenis organisme yang dianggap 'glamor' untuk didanai untuk ditemukan obatnya. Tapi sebagai seorang ahli aku menganggap ini serius karena kalau pada akhirnya jamur-jamur itu kebal terhadap pengobatan, kita semua dalam masalah besar," lanjut dia.
![]() |
Dr. Jen Ashton menjelaskan lebih lanjut. Masalah besar yang dia maksud sama seperti ketika kita menghadapi pandemi COVID-19 dan belum punya vaksin.
Apabila kejadian di The Last of Us jadi kenyataan, angka kematian akan semakin meningkat. Hal ini lantaran obat-obatan untuk penyakit yang disebabkan oleh jamur hingga kini belum dapat perhatian lebih.
Di sisi lain, Dr. Jen Ashton juga menekankan bahwa apa yang ditampilkan di The Last of Us merupakan sebuah penggambaran dari imajinasi penulis dan sutradara. Tidak ada batasan kreatif dari tim produksi dalam menciptakan dunia pascakiamat dalam serial tersebut. Sehingga bentuk jamur dan efek yang disebabkan oleh jamur tersebut pun menjadi sebuah cerita yang menarik, menegangkan, dan penuh dramatisasi.