Menilik Konflik dalam House of the Dragon

ADVERTISEMENT

Menilik Konflik dalam House of the Dragon

Delia Arnindita Larasati - detikHot
Sabtu, 20 Agu 2022 14:15 WIB
Jakarta -

House of the Dragon akan lebih fokus pada permasalahan keluarga Targaryen. Salah satu tema yang diambil adalah tentang misogini dan patriarki.

Cerita dibuka dengan Raja Jaehaerys Targaryen yang berada dalam kondisi lemah, memanggil Great Council di Harrenhal untuk melakukan voting yang akan menentukan siapa yang pantas jadi penggantiya. Jaehaerys kehilangan dua anaknya sehingga Lords harus memilih antara cucu-cucunya, Rhaenys (Eve Best), putri dari putra sulungnya, dan Viserys (Paddy Considine) sepupunya yang lebih muda.

"Ketika mereka melakukan voting, Rhaenys dan Viserys berdiri berdampingan di atas podium, di depan semua orang. Dan mereka memilih orang yang salah," jelas Eve Best.

"Rhaenys punya hak yang lebih besar untuk menduduki takhta. Semua tentang tempramennya, pelatihannya, bagaimana dia diasuh, menunjukkan dia adalah sosok yang terbaik. Namun dia diabaikan karena Rhaenys adalah seorang perempuan," lanjutnya.

Misogini dan patriarki, yang menutup kesempatan bagi perempuan, akan menjadi tema utama yang akhirnya membuat pertumpahan darah bagi mereka yang ingin mengklaim Iron Throne.

"Jadi cerita kami, dalah banyak hal, adalah tentang menggulingkan patriarki yang sangat, sangat kuno. Dan ini adalah salah satu hal yang membuatku ingin bergabung dengan proyek ini," tambah Eve Best.

"Karena menurutku, tema itu sangat luar biasa dan penting saat ini," lanjutnya.

Diceritakan empat belas tahun kemudian, Viserys dihadapkan dengan pemikiran yang sama, yaitu soal penerus. Ia punya seorang putri remaja bernama Rhaenrya (Milly Alcock) dan tak punya pewaris laki-laki setelah sang ratu, Aemma, mengalami serangkaian keguguran.

Adik Viserys, Pangeran Daemon (Matt Smith) berada di urutan berikutnya. Prospek Daemon sebagai penguasa tak hanya mengkhawatirkan kakak laki-lakinya, tetapi juga penasihat terdekatnya, termasuk Ser Otto Hightower (Rhys Ifans) yang merupakan tangan kanan raja.

Ryan J. Condal, sebagai co-creator House of the Dragon, menyebut konflik-konflik yang terjadi menjadi penyebab dari kekacauan besar.

"Daemon adalah pewaris, tapi Viserys tak pernah secara resi menunjuknya sebagai pewaris. Melalui serangkaian kesalahan, Daemon menghina saudaranya dan dewan raja bermanuver untuk menjatuhkannya dari takhta," jelas Condal.

"Mereka memanfaatkan kecerobohan Daemon untuk meyakinkan Viserys agar mencabut hak waris adik laki-lakinya dan menyebut Rhaenyra sebagai ahli waris. Dan itu melanggar semua tradisi yang ditetapkan oleh Great Council saat kerajaan berkata, 'Tidak. Kami tidak menginginkan seorang perempuan'," pungkasnya.

House of the Dragon siap ditayangkan 22 Agustus 2022 di HBO.

(dal/tia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT