Tak mudah membuat versi berbeda dari sebuah produksi yang dikenal oleh masyarakat luas. Pat Boonnitipat, sebagai sutradara Bad Genius the Series, menyebut produksi ini merupakan sebuah tantangan dalam kariernya.
detikcom belum lama ini diberi kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Pat. Ia menyebut ada hal yang tetap dipertahankan, tetapi lebih sedikit dari hal baru yang bisa dinikmati penonton yang sebelumnya sudah menonton film Bad Genius.
"Kami mencoba tetap memasukkan bagian penting dari film untuk mereka yang belum pernah menonton filmnya, tetapi juga ada perbedaan yang akan menarik mereka yang sudah menonton," ungkap Pat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini sangat menantang untukku. Kurasa tak banyak serial yang seperti ini. Produksi ini sangat baru, artinya penonton Bad Genius the Series tak akan berpikir serial ini sama dengan filmnya. Penonton akan merasakan hal baru saat menonton," lanjutnya.
Pat mengaku menulis 3 draf berbeda untuk Bad Genius the Series. Draf pertama sangat berbeda, tetapi tidak memuaskan.
![]() |
Draf kedua dianggap terlalu mirip dengan filmnya. Hingga akhirnya tim produksi menjatuhkan pilihan kepada draf ketiga, yang membutuhkan waktu satu tahun lamanya untuk disempurnakan.
"Satu hal yang ditekankan ketika aku mulai menyutradarai serial ini, keempat karakter tidak boleh sama. Di filmnya, keempat karakter dirancang dengan cemerlang. Sehingga, menggunakan persona yang sama tidak akan mmebawa hasil yang baik," ujar Pat.
"Jadi aku kembali ke awal, menggunakan plot yang sama tetapi dengan karakter berbeda. Aku harus mengeluarkan yang terbaik dari para aktor yang berbeda dengan filmnya. Sehingga aku harus menemukan hal yang paling menarik dari Jaonaay, June, Paris, dan Nana agar karakter mereka berbeda dari film," tambahnya.
Ketika produksi Bad Genius the Series berakhir, Pat pun mengaku sangat bahagia dengan hasilnya. Semua persis seperti yang selama ini ia inginkan.
(dal/doc)