Catatan Akhir Tahun Seni Budaya 2015

Catatan Akhir Tahun Seni Budaya 2015

Tia Agnes - detikHot
Senin, 11 Jan 2016 07:56 WIB
Foto: Alfathir Yulianda
Jakarta - Tahun 2015 memang sudah berlalu. Tapi tak ada salahnya kembali mengingat beragam peristiwa dan segala event yang terjadi di tahun lalu khususnya di ranah seni dan budaya Tanah Air dan mancanegara.

Catatan budaya 2015 menambah daftar panjang perkembangan sejarah seni rupa Indonesia. Kiprah seniman-seniman ternama di kancah internasional sampai festival seni kontemporer di ibukota dan daratan Eropa. Tak lupa dengan event spesial Indonesia yang dipercaya sebagai tamu kehormatan di pameran buku terbesar di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015. Seperti apa saja? Yuk, flashback:

Kiprah Indonesia di Seni Rupa Mancanegara
Secara besar-besaran di ajang pameran buku terbesar dan tertua di dunia, Indonesia menjadi guest of honour. Tak ingin diremehkan negara lain, Indonesia tampil total dari segala bidang. Tak hanya buku, tapi sisi kuliner sampai seni rupa juga meramaikannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Seperti pameran 'ROOTS: Melacak Akar Sejarah' yang menampilkan seniman Joko Avianto, Eko Nugroho, Jompet Kuswidananto dan grup asal Bandung Tromarama. Instalasi Joko yang terbuat dari ribuan batang bambu itu memukau masyarakat dan pengunjung yang ada di sana. FBF 2015 sendiri digelar pada Oktober 2015.

Nama baik Indonesia yang membanggakan lainnya juga terjadi di ajang seni La Biennale Venesia ke-56 pada Mei 2015. Seniman kontemporer asal Yogyakarta didapuk menjadi satu-satunya seniman Tanah Air yang memajang karyaya di sana. Dia menciptakan patung Tromokod raksasa dengan Perahu Arwah dalam tema 'Voyage'.

Diponegoro Hingga Jakarta Biennale 2015
Catatan seni rupa modern dan kontemporer Indonesia diawali dengan eksibisi besar-besaran 'Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh Hingga Kini'. Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia ini tercatat menjadi pameran tersukses sepanjang 2015. Sejak pembukaan awal Februari, eksibisi ini sukses mendatangkan 25.919 pengunjung.



Di pameran 'Aku Diponegoro' pun daya tariknya adalah pengembalian Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro. Tadinya tongkat ini dimiliki oleh keluarga Michael Bauld asal Belanda. Tentu saja, penyerahan tersebut menjadi sejarah baru bagi Indonesia.

Pertengahan tahun 2015, ART|JOG|2015 kembali hadir di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dengan tampilan globe raksasa. Di dalamnya, diawali seni instalasi dari pasangan Indieguerillas. Yang menghebohkan adalah karya Yoko Ono turut hadir di ajang bergengsi internasional ini. ART|JOG pun memicu hadirnya pamera seni di Yogyakarta dan Magelang dengan nama 'Jogja Artweek'.

Perayaan 100 Tahun Maestro Seni Lukis, Basoeki Abdullah pun hadir di Museum Nasional pada September 2015. Sang maestro yang dikenal flamboyan, dekat dengan Keluarga Cendara dan memiliki akhir hidup yang tragis itu mengungkapkan rahasia di balik karya-karyanya dalam 'Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah. Selain itu, di penghujung tahun ada dua festival yang digelar dua tahunan Jogja Biennale di Yogyakarta. Dan Jakarta Biennale 2015 yang masih digelar sampai 17 Januari 2016 mendatang.

Yang mengehebohkan dari eksibisi ini adalah penggunaan gedung yang anti-mainstream. Yakni di sebuah gudang bekas di kawasan Pancoran Timur, Jakarta Selatan. Pameran yang menampilkan 70 seniman Indonesia dan mancanegara itu sukses menjadi pameran seni terbaik 2015 pilihan detikHOT.

Lukisan Termahal 2015
Jika di tahun 2014, nama S.Sudjojono menggemparkan Balai Lelang dunia kini giliran Hendra Gunawan. Lukisannya yang berjudul 'Bathing in the Shower' laku terjual senilai US$1,3 juta atau setara Rp18 miliar di Balai Lelang Sotheby's Hong Kong.



Di dunia, lukisan karya Pablo Picasso yang berjudul 'Women of Algier' didapuk menjadi yang termahal. Bukan lantaran nama Picasso yang sudah melanglang buana, tapi angkanya yang fantastis yakni Rp 2,3 triliun. Lukisan yang terjual dengan nominal tersebut belum ada sampai sekarang ini. Pembelinya pun diduga seorang pengusaha asal Qatar.

Seniman Berduka di 2015
Kabar duka tidak luput dari perhatian pembaca culture detikHOT. Pada 24 Maret 2015, maestro musik kontemporer, Slamet Abdul Syukur yang dikenal dengan 'Sluman Slumun Slamet' meninggal di usia yang ke-80 tahun. September 2015 pun diisi berita duka dari maestro pesinden Nyi Supadminingtyas. Sepanjang hidupnya lebih dari 160 kaset rekaman dihasilkan Supadmi.



Di awal November 2015, pendiri Teater SIM (Suara Inspirasi Muda) Manahan Hutauruk menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit jantung. Manahan merupakan pegiat teater, pemusik, pelatih akting film dan semasa hidupnya aktif dalam kepengurusan organisasi teater di wilayah Jakarta Selatan atau SINTESA. Pada 2008 dan 2013, Manahan pun pernah menjabat sebagai Project Officer Festival Teater Jakarta (FTJ).

Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) TIM Dihapus, Berganti Nama UPT TIM


Sejak awal Januari 2015, kasus penolakan Unit Pengelolaan Teknis (UPT) TIM sudah mewarnai catatan budaya 2015. Seniman ibukota yang tergabung dalam Rumah Budaya Indonesia menolak kebijaka Pemprov DKI tersebut. Penolakan tetap terjadi sampai pertengahan 2015.

Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 109 Tahun 2014 yang mengharuskan TIM berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI akhirnya menetapkan Isti Hendrati sebagai Ketua Unit Pelaksana (UPT) TIM. Berita 'TIM dari Masa ke Masa, silakan intip di sini.

Bagaimana dengan kabar seni dan budaya di tahun 2016? Tunggu kabar beritanya dan pameran seni yang bakal heboh di tahun ini!



(tia/fk)

Hide Ads