Eksklusif! Dunia Imajiner Chiharu Shiota

Spotlight

Eksklusif! Dunia Imajiner Chiharu Shiota

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 29 Nov 2022 14:28 WIB
Seniman Chiharu Shiota (kanan) memberikan keterangan pers soal pameran The Soul Trembles di Museum MACAN, Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Chiharu Shiota tengah menggelar pameran tunggal bertajuk The Soul Trembles di Museum MACAN Jakarta. Foto: Andhika Prasetia/ detikcom
Jakarta -

Chiharu Shiota mampu melampaui batas antara seni kontemporer dan performans. Namanya bukan sekadar sebagai seorang seniman saja, tapi ia mendobrak batas dalam industri seni yang lumrah pada umumnya.

Lahir di Osaka, Jepang, pada 1972, Chiharu Shiota menempuh pendidikan di Universitas Kyoto Seika, untuk belajar melukis di 1992. Setelah menjalani tahun-tahun pembelajaran lainnya di Canberra School of Art sepanjang 1993-1994, ia berhenti melukis dan mulai menjelajahi karya seni instalasi sekaligus dunia performans.

Chiharu Shiota pun menetap di Berlin dan mulai perjalanan artistiknya. Sepanjang 30 tahun berkarya, ia sukses membuat karya seni instalasi berskala besar yang ditempatkan di seluruh area museum serta performans yang membuat namanya kian melambung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada detikcom, seniman yang juga belajar kepada maestro performans Marina Abramovic berbincang mengenai perjalanan artistiknya selama 30 tahun berkarya.

"Saya tidak pernah berpikir mengenai pekerjaan lain selain ini (sebagai seniman). Sejak awal belajar, saya sudah terpikir untuk menjadi seniman," kata Chiharu Shiota ketika diwawancarai detikcom di Museum MACAN, AKR Tower, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

ADVERTISEMENT
Seniman Chiharu Shiota (kanan) memberikan keterangan pers soal pameran The Soul Trembles di Museum MACAN, Jakarta, Kamis (24/11/2022).Seniman Chiharu Shiota (kanan) memberikan keterangan pers soal pameran The Soul Trembles di Museum MACAN, Jakarta, Kamis (24/11/2022). Foto: Andhika Prasetia/ detikcom

Chiharu Shiota mulai melukis sejak usia 5 tahun. Karya perdana bergambar setangkai bunga dengan pensil warna itu turut dipamerkan di Museum MACAN Jakarta lewat pameran tunggal bertajuk The Soul Trembles.

Dia masih mengingat itu adalah karya pertamanya yang masih disimpan dengan baik. Di awal dekade 1990-an ketika belajar seni lukis, ia membuat berbagai lukisan dengan aneka artistik, namun lambat laun ia berhenti melukis.

Suatu malam, Shiota bermimpi dirinya masuk ke dalam lukisannya dan penuh dengan warna merah. Ia meyakini seni lukis tidak akan membuatnya 'berjalan lebih jauh'. Ibu satu anak itu mulai membuat performans, tubuhnya dibalut kanvas putih dan cat berwarna merah menghujaninya.

"Ketika saya belajar di sekolah seni di Jepang, saya selalu merasa ada keterbatasan dengan seni lukis. Teknik yang dipakai itu-itu saja, saya mulai mencoba mencari material saya sendiri," ungkap Shiota.

(Baca halaman berikutnya)

Bahan yang dimaksud adalah benang yang kini eksis dipakai dalam setiap karya seni instalasinya. Chiharu Shiota mulai menggunakan material dan teknik merajut dengan benang melalui karya 2Dimensi sampai menjadi instalasi berskala besar.

"Itulah asal muasal saya mulai memakai benang, yang maknanya ada banyak sekali dalam hidup saya," katanya.

Seniman Chiharu Shiota berpose dengan latar belakang karyanya yang bertemakan The Soul Trembles di Museum MACAN, Jakarta, Kamis (24/11/2022).Seniman Chiharu Shiota berpose dengan latar belakang karyanya yang bertemakan The Soul Trembles di Museum MACAN, Jakarta, Kamis (24/11/2022). Foto: Andhika Prasetia/ detikcom

Karya Chiharu Shiota memberikan bentuk pada kesadaran manusia dan pengalaman yang bersifat non-fisik seperti ingatan, pemikiran, ketakutan, mimpi, dan keheningan.

Dikenal dengan seri instalasi megah yang terbuat dari benang berwarna merah dan hitam yang membentang ke segala penjuru ruangan, pengunjung akan menjumpai objek-objek metaforis dan sugestif seperti tempat tidur, di mana sang perupa menghadirkan celah yang sempit antara mimpi dan realita, kehidupan dan kematian, pakaian, yang bersifat dangkal dan hanya berfungsi untuk melapisi kulit, serta koper dan perahu yang menjadi simbol perjalanan dan ketidakpastian.

Bagaimana cerita Chiharu Shiota dalam menciptakan berbagai karya seni instalasi yang mendunia? Di Spotlight Culture kali ini, detikHOT bakal membahasnya. Simak artikel berikutnya.



Simak Video "dGreatisan Museum Macan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads