Chiharu Shiota mampu melampaui batas antara seni kontemporer dan performans. Namanya bukan sekadar sebagai seorang seniman saja, tapi ia mendobrak batas dalam industri seni yang lumrah pada umumnya.
Lahir di Osaka, Jepang, pada 1972, Chiharu Shiota menempuh pendidikan di Universitas Kyoto Seika, untuk belajar melukis di 1992. Setelah menjalani tahun-tahun pembelajaran lainnya di Canberra School of Art sepanjang 1993-1994, ia berhenti melukis dan mulai menjelajahi karya seni instalasi sekaligus dunia performans.
Chiharu Shiota pun menetap di Berlin dan mulai perjalanan artistiknya. Sepanjang 30 tahun berkarya, ia sukses membuat karya seni instalasi berskala besar yang ditempatkan di seluruh area museum serta performans yang membuat namanya kian melambung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikcom, seniman yang juga belajar kepada maestro performans Marina Abramovic berbincang mengenai perjalanan artistiknya selama 30 tahun berkarya.
"Saya tidak pernah berpikir mengenai pekerjaan lain selain ini (sebagai seniman). Sejak awal belajar, saya sudah terpikir untuk menjadi seniman," kata Chiharu Shiota ketika diwawancarai detikcom di Museum MACAN, AKR Tower, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
![]() |
Chiharu Shiota mulai melukis sejak usia 5 tahun. Karya perdana bergambar setangkai bunga dengan pensil warna itu turut dipamerkan di Museum MACAN Jakarta lewat pameran tunggal bertajuk The Soul Trembles.
Dia masih mengingat itu adalah karya pertamanya yang masih disimpan dengan baik. Di awal dekade 1990-an ketika belajar seni lukis, ia membuat berbagai lukisan dengan aneka artistik, namun lambat laun ia berhenti melukis.
Suatu malam, Shiota bermimpi dirinya masuk ke dalam lukisannya dan penuh dengan warna merah. Ia meyakini seni lukis tidak akan membuatnya 'berjalan lebih jauh'. Ibu satu anak itu mulai membuat performans, tubuhnya dibalut kanvas putih dan cat berwarna merah menghujaninya.
"Ketika saya belajar di sekolah seni di Jepang, saya selalu merasa ada keterbatasan dengan seni lukis. Teknik yang dipakai itu-itu saja, saya mulai mencoba mencari material saya sendiri," ungkap Shiota.
(Baca halaman berikutnya)
Simak Video "dGreatisan Museum Macan"
[Gambas:Video 20detik]