.webp)
Rodrigo Santoro menyebut salah satu kekuatan dalam film Project Power adalah visualnya yang luar biasa. Namun ternyata, tak banyak CGI yang digunakan dalam pembuatan film ini.
"Hal yang menarik tentang film ini adalah sedikit sekali CGI yang digunakan. Semua dilakukan dengan efek praktis (practical shooting). Aku melakukan semua adegan aksi sendiri," ungkap Rodrigo saat diwawancara melalui video call oleh detikcom belum lama ini.
"Ada pemeran pengganti namun ia tidak bekerja. Saya bekerja sepanjang waktu," lanjutnya sambil tertawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membintangi film superhero yang penuh dengan adegan aksi, Rodrigo mengaku melakukan banyak sekali latihan sebelum syuting dimulai. Banyak hal-hal teknis yang menurutnya membutuhkan perhatian ekstra.
"Persiapan yang aku lakukan adalah latihan. Kami melakukan banyak latihan, banyak teknis yang dibutuhkan saat syuting adegan aksi yang besar seperti itu," jelasnya.
"Kami butuh 3 hari untuk syuting adegan ketika aku berubah menjadi monster. Persiapanku hanya dengan latihan dan memperhatikan hal-hal teknis, dan lakukan hal tersebut berulang-ulang," tambah Rodrigo.
Membintangi karakter antagonis, tak lantas membuat Rodrigo Santoro membiarkan karakternya diingat hanya sebagai karakter yang dibenci. Ada hal-hal lain yang ingin ditonjolkan oleh Rodrigo saat membintangi karakter Biggie.
"Tantangan terbesarku adalah bagaimana memanusiakan karakter antagonis ini, karena pada akhirnya ia hanyalah manusia biasa yang melakukan kesalahan. Tantangannya adalah bagaimana membuat karakter ini tetap dilihat sebagai manusia biasa yang memiliki kepribadian. Paling tidak para penonton bisa memahami Biggie walaupun mereka tidak menyukainya," pungkasnya.
Project Power sudah ditayangkan sejak 14 Agustus 2020. Film ini bisa disaksikan di Netflix. Selain Rodrigo Santoro, film ini juga dibintangi Jamie Foxx, Joseph Gordon-Levitt, hingga Dominique Fishback.
(dal/doc)
