Retno Damayanti Diterpa Kontroversi Sultan Agung hingga Bumi Manusia

Retno Damayanti Diterpa Kontroversi Sultan Agung hingga Bumi Manusia

Devy Octaviany - detikHot
Minggu, 12 Jul 2020 13:01 WIB
Retno Damayanti
Foto: Retno Damayanti (dok. ist)
Jakarta -

Retno Damayanti sudah terhitung tahunan terlibat di balik layar sebagai penata busana. Ia bahkan sudah empat kali menerima piala Citra.

Namun Retno tak kebal dengan kritikan bahkan komentar miring.

Dua film di antaranya sempat menjadi perbincangan di kalangan publik. Di antaranya film sejarah Sultan Agung yang disutradarai Hanung Bramantyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sempat masuk Lambe Turah waktu itu. Ada satu adegan penobatan raja di mana kain yang digunakan dalam prosesi penobatan tersebut dianggap menyalahi tradisi," ungkap Retno Damayanti.

Ada banyak pendapat yang terdengar oleh Retno Damayanti kala menggarap kostum untuk film ini. Di antaranya perihal simbol batik yang digunakan sosok Sultan Agung yang dalam film diperankan Ario Bayu ini.

ADVERTISEMENT

"Sultan Agung itu film tahun 1600, data dari mana bisa? Bahkan kerajaan pun, bohong kalau mereka punya data visual. Ya ada, mungkin dari kitab-kitab Jawa berbahasa kuno, kalau kamera, saya rasa nggak mungkin," ungkap Retno Damayanti.

Retno Damayanti mengacu pada buku berjudul Takhta untuk Rakyat dalam membuat kostum di film ini.

Belakangan, motif batik yang dikenakan Sultan Agung juga menjadi sorotan. Motif batik tersebut disebut tak sesuai dengan motif yang ditemukan Sultan Agung sendiri.

"Memang Sultan Agung menemukan motif batik parang waktu itu, tapi bukan motif batik parang barong. Dia menemukan di usia sudah tua, sementara adegan itu (yang dipermasalahkan) terjadi ceritanya di usia dia masih muda. Batik itu belum ada, belum dia bikin," ungkapnya.

Kontroversi sempat berulang pada proyek film Bumi Manusia di mana dirinya terlibat di dalamnya. Kostum para pemainnya dianggap tak sesuai dengan latar kisah sejarah yang ditulis Pramoedya Ananta Toer dalam buku.

Soal ini, Retno mengatakan pentingnya menonton film secara keseluruhan sebelum melemparkan kritikan.

"Misalnya kayak kemarin, waktu Bumi Manusia, ada netizen yang cerewet, lha gimana bisa mengkritik kalau filmnya belum jadi. Dan itu lumayan viral, tapi begitu film tayang, nggak ada yang ngomong," tutur Retno Damayanti.




(doc/dal)

Hide Ads