Lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ini menuturkan peran mimpi yang begitu besar dalam setiap karya-karyanya. Liffi memulai menggarap segala hal ide dari mimpi sejak tahun 2016.
"Saya mulai menulis jurnal mimpi, menaruh catatan kecil di ranjang, bangun, lalu saya tulis. Aktivitas ini menjadi spesial, karena aku juga suka nonton film dan menulis fiksi," tutur Liffi ketika diwawancarai detikcom di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Liffi masih ingat ketika tahun 2016, ia pernah bermimpi tentang seekor kucing liar yang dipelihara ibundanya lalu meninggal dunia. Dalam mimpinya, kucing itu menghampiri Liffi.
"Kucingnya nyamperin, meong-meong ke aku lalu lari. Aku kejar trus ngilang jadi bunga. Karya itu juga aku pajang di pameran keduaku," kata Liffi.
Dalam mimpi-mimpinya, Liffi juga menyebutkan adanya sosok 'penjaga mimpi'. Terkadang tak berwujud atau sosok yang tampak asing bagi kehidupan nyatanya.
"Aku berpikir tanpa mereka, bagaimana bisa membawa sesuatu yang menarik. Biar semuanya cantik-cantik dan indah," kata Liffi.
Ia pun membuat berbagai ilustrasi ada yang bergambar flora, fauna sampai figur-figur tertentu. "Saat bikin karya yang misalnya didapat dari mimpi buruk aku, gimana caranya sekarang bisa berdamai dengan mimpi aku. Kalau teman-teman melihat, mimpi buruk yang dihadirkan nggak buruk-buruk amat," pungkasnya.
Simak artikel berikutnya ya.
(tia/doc)