Tapi ketika berbicara versi komik asli yang terbit tahun 1975 dengan 'Bangkitnya Ki Wilawuk' yang baru saja rilis Oktober lalu, ada beberapa pengembangan. Sebenarnya bagaimana cerita kepala dan tubuh Ki Wilawuk bisa terpisah?
Menurut penuturan komikus 'Bangkitnya Ki Wilawuk', Fajar Sungging, Ki Wilawuk hidup di zaman Kerajaan Mataram Islam ketika Panembahan Senopati memimpin. Di masa itu ada banyak pendekar dan Ki Wilawuk adalah salah satu penjahat yang paling jahat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panembahan Senopati saat itu meminta Tumenggung Wiralaga untuk membunuh Ki Wilawuk. Ketika dibunuh, ada seorang kepala desa atau lurah setempat yang mengucapkan sebuah kutukan.
"Kamu akan bangkit lagi kalau kepala dan tubuh kamu bersatu lagi. Kamu akan hidup lagi kalau semua anggota tubuhmu bersatu lagi," tutur Sungging ketika mengobrol dengan detikcom.
Dalam mitos orang Jawa, kutukan memang bisa benar-benar terjadi. "Tumenggung Wiralaga meminta anak buahnya untuk mengubuh tubuhnya di Mangiran dan kepala di Kulon Progo," lanjutnya lagi.
Lokasi pun dipilih sesuai arah mata angin, yakni utara dan selatan agar berjauhan. Dalam versi pengembangan terbaru 'Bangkitnya Ki Wilawuk', Gundala berusaha membunuh Ki Wilawuk lagi yang sudah bangkit karena ulah Dokter Jaka yang merupakan keturunannya.
(tia/doc)