Seniman kelahiran 1992 itu mengungkapkan zine yang berasal dari narasi personalnya mampu membuka cakrawala baru.
"Saya yang awalnya tidak terlalu serius menggarap zine, sampai merasa zine ternyata mampu membuka cakrawala baru. Zine itu mengajak aku bertemu dengan orang-orang dan menimba banyak pengalaman dari situ," kata Annisa Rizkiana saat diwawancarai detikHOT, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Narasai dari zine yang kerap dibuatnya berasal dari pengalaman pribadi. Biasanya ia memperluas momennya menjadi konsep tertentu.
"Memang mulainya dari gambar di atas kertas, tapi bisa ditransfer ke mural, dan menjadi zine juga," kata dia lagi.
Karya pertama Annisa adalah zine Au Revoir yang menceritakan tentang keseharian seorang gadis dalam dunia ceria yang absurd. Zine karyannya diapresiasi publik.
Setelah Au Revoir, dia membuat banyak karya lainnya di antaranya adalah Supernova Thermomatic, Mini Zine Series, dan Koitakoi. Lewat zine, Annisa ingin menyebarkan kebaikan.
"Saya mau membuat para pembaca berempati dan merasa disayang. Karya-karya aku tidak hanya ingin bicara pada seusiaku saja tapi publik yang lebih luas," pungkasnya.
Simak artikel berikutnya ya.