Tak banyak pula seniman muda yang aktif berkarya menggunakan zine. Annisa Rizkiana, seniman muda asal Yogyakarta ini melakoni zine sejak masih duduk di bangku sekolah. Karyanya kini tengah dipamerkan di ajang Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD) 2018 sampai 30 November mendatang.
Kepada detikHOT, Annisa menceritakan tentang asal muasal berkarya menggunakan medium zine, dunia komik, dan mural.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Delapan tahun lalu, ada seorang musisi punk teman aku tapi memang berangkat dari ranah subkultur. Dia menawarkan ide, kenapa nis kamu nggak bikin zine aja. Akhirnya saya mulai ngulik dan observasi," ujar Annisa ditemui detikHOT di grandKemang Hotel Jakarta, belum lama ini.
Ketika dia mulai mengambil kertas lalu melipat-lipat bentuknya seperti halaman kecil, Annisa pun mulai kepincut. "Zine itu kan juga dibubuhi tulisan pendek yang ada narasinya," lanjutnya.
Dari zine, membawa Annisa kepada pameran tunggal perdana di Semarang. Perjalanan eksperimentalnya membawa kepada penjelajahan lainnya.
"Di Semarang ada satu kolektif seni namanya Histeria. Mulai bikin pameran pertama di tahun 2010 dan di tahun itu pula aku bikin zine, bertemu teman-teman zine maker, 2013 ikut festival zine, 2015 ikut Jakarta Biennale," pungkasnya.
Kali ini detikHOT bakal membahas mengenai dunia zine dan komik Annisa. Simak artikel berikutnya ya.
(tia/doc)