Charles Santoso, dari Film Kini Rambah Buku Anak

Spotlight

Charles Santoso, dari Film Kini Rambah Buku Anak

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Kamis, 10 Agu 2017 14:55 WIB
Foto: Charles Santoso saat menyambangi Indonesia (Saras/detikHOT)
Jakarta -

Charles Santoso kini telah sekitar 8 hingga 9 tahun berkarier di Animal Logic. Selain pernah menjadi concept artist, ia juga mendapat kesempatan menjadi art director di tempatnya bekerja itu.

Sekarang, Charles Santoso tak hanya berkarier di industri film. Ia juga merambah dunia literasi dengan membuat buku cerita anak-anak.

"Saya sekarang lebih terjun di bidang ilustrasi karena saya juga pengen membuat cerita sendiri. Jadi saya sekarang terjun ke cerita anak, picture books for kids kira-kira buat anak-anak umur 4-10 tahun," ujarnya saat berbincang dengan detikHOT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, film dan buku, keduanya adalah media untuk penyampaian cerita. Ia pun merasa keduanya adalah panggilan jiwanya.



"Sebenernya passion saya lebih ke telling story, story telling. Apapun mediumnya. Setelah kerja di film, saya ngerasa itu sesuatu yang saya bener-bener suka. Tapi saya ngerasa waktu saya kerja di film saya juga ada proyek buku anak," kisahnya.

Charles memiliki alasan sendiri mengapa ia memilih untuk membuat buku anak. Ia merasa literasi bagi anak-anak adalah hal yang penting, apalagi ia melihat harapan untuk meneruskan generasi ada di tangan anak-anak yang sebaiknya ditanamkan nilai-nilai kebaikan sedari kecil.

"Jadi aktivitas orang tua membaca buat anak dan bersama anak, mereka lihat gambar, itu membangun banyak hal di anak: komunikasi, empati anak, anak jadi banyak tahu sesuatu," terangnya.

Anak-anak, menurut Charles, juga merupakan makhluk yang masih begitu positif dalam melihat segala sesuatunya. Belum ada hal-hal politis dan kepentingan yang melingkupi anak-anak untuk memberikan penilaian terhadap satu hal.

Itulah yang menjadikan literasi sangat penting untuk anak-anak, menurutnya. "penting sekali, tapi tergantung literasi apa juga. Yang bisa membuat anak bisa lebih curious, lebih banyak nanya, lebih empatik sama orang, lebih terbuka untuk berbagai opini, bisa diskusi, itu paling penting," paparnya.

Akan tetapi, dalam menulis buku anak, Charles Santoso berusaha mengesampingkan memberikan pesan moral secara eksplisit di dalam cerita. Ia menghindari itu, agar bukunya tidak terkesan menggurui dan menyuapi nilai-nilai tertentu.



Ia ingin pembaca anak-anaknya bisa belajar sendiri dari isu cerita di dalam bukunya. Hal itu diharapkannya bisa mendorong anak-anak untuk semakin kritis.

"Mereka cukup pintar untuk tahu cerita. Mereka bakal nanya kalau cerita cukup menarik. Tapi kalau mereka cuma 'ya, ya, ya,' terus masuk, pikirannya juga enggak dituntun untuk kritis," katanya.

"Setiap cerita selalu ada moral, kita bisa bikin dari apa pun lah. Tapi kalau ada buku yang terlalu mendikte, mengajari, anak juga pasti, 'apa sih ini'," sambungnya lagi.

(srs/doc)

Hide Ads