Coretan Warna Kesedihan dalam Film 'Surat Kecil untuk Tuhan'

Spotlight

Coretan Warna Kesedihan dalam Film 'Surat Kecil untuk Tuhan'

Devy Octafiani - detikHot
Kamis, 08 Jun 2017 12:06 WIB
Foto: Adegan di 'Surat Kecil untuk Tuhan' (Official Falcon Pictures)
Jakarta - 'Surat Kecil untuk Tuhan (SKUT)' menjadi film yang dijadwalkan mengisi momen Lebaran mendatang. Film ini menjadi cerita baru dari film berjudul sama yang pernah dirilis 2011 silam.

Bukan remake atau bahkan reboot. 'Surat Kecil untuk Tuhan' garapan rumah produksi Falcon Pictures ini membawa kisah perjuangan bertahan hidup dua sosok kakak beradik pasca ditinggal orangtua mereka.

Sebelum tayang, detikHOT berkesempatan menonton lebih dulu film yang disutradarai Fajar Bustomi ini. Walaupun bukan versi finalnya yang akan dirilis di bioskop, melainkan 'Surat Kecil untuk Tuhan' yang masih dalam tahap penyempurnaan warna untuk filmnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Surat Kecil untuk Tuhan' menjadi film yang menambah daftar film bergenre drama di Indonesia. Maka satu pertanyaan yang muncul adalah, apakah yang membedakan film ini dengan drama-drama lain yang pernah tayang sebelumnya?

'Surat Kecil untuk Tuhan' tak jauh beda dengan beberapa film drama lain yang akan memancing penontonnya mengeluarkan air mata. Namun tak semua air mata yang dikeluarkan memiliki sebab yang tepat untuk diteteskan.

Dari awal, penonton akan diajak berkenalan dengan Angel dan Anton, kakak beradik yang yatim piatu dan berupaya bertahan hidup selepas orangtua mereka tiada. Tinggal di rumah sang bibi bukanlah menjadi solusi ketika sang paman adalah seorang penjudi dan amat ringan tangan.

Keduanya kemudian memilih kabur dari rumah tersebut. Namun dunia luar juga tak seramah seperti apa yang ada di bayangan mereka.

Pertemuan keduanya dengan seorang penampung anak jalanan bernama Om Rudi membuat hidup Anton dan Angel tak hanya terpenjara namun juga terancam setiap waktu. Om Rudi bak Tuhan bagi bocah-bocah kecil di jalanan seperti Anton dan Angel.

Baca: Lukman Sardi Tampil Gondrong dalam 'Surat Kecil untuk Tuhan'

Ia memberi perintah untuk menjual kelemahan bocah-bocah tersebut dengan mengamen atau meminta-minta. Jika kembali dengan setoran uang yang kurang, ia tak segan mendaratkan pukulan demi pukulan ke tubuh-tubuh kecil itu.

Namun kesedihan itu tak dibuat tanpa alasan. Kehidupan yang tak selamanya adil ini menjadi alasan di balik keputusan Om Rudi melakukan segala cara untuk menampung anak-anak yang tak punya orangtua dan tempat berteduh.

Maka pernyataan yang ia ucapkan tentang fenomena sosial ini adalah: "Kalian tidak pernah hidup miskin. Karena berkat sayalah anak-anak itu bisa makan dan punya rumah. Karena saya jugalah mereka masuk surga".

Fajar Bustomi meletakkan fakta-fakta tentang sindikat anak jalanan hingga penjualan organ secara ilegal itu lewat adegan-adegan yang dibawakan tokoh Anton dan Angel.

Dari segi artistik, 'Surat Kecil untuk Tuhan' menyajikan warna-warna vibran yang menguatkan adegan demi adegan di filmnya. Dan warna-warna itu berporos pada tiga warna, yaitu merah, kuning, dan hijau.

Sekilas film ini tampak seperti cerita lost and found yang disuguhkan Dev Patel dalam 'Lion'. Namun 'Surat Kecil untuk Tuhan' lebih dari sekedar pencarian dan bertemu kembali. Nantikan 'Surat Kecil untuk Tuhan' 25 Juni mendatang di bioskop. (doc/nu2)

Hide Ads