'Tubuh dari Langit', Penelusuran Tamara Pertamina tentang Label Waria

Spotlight

'Tubuh dari Langit', Penelusuran Tamara Pertamina tentang Label Waria

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 06 Jun 2017 14:14 WIB
Foto: Instagram/ Tamara Pertamina
Jakarta - Beberapa tahun belakangan nama Tamara Pertamina menjadi salah satu seniman yang kian menunjukkan namanya di ranah seni rupa. Lewat rangkaian proyek 'Tubuh dari Langit', Tamara Pertamina melakukan riset ke Bissu, Sulawesi Selatan.

Ketertarikan Tamara terhadap Bissu merupakan proyek pribadi yang dilakoni sejak setahun lalu. Kepada detikHOT, Selasa (6/6/2017), Tamara Pertamina menceritakan mengenai proyek mencari akar sejarah dirinya.

"Ini proyek pribadi sebagai orang yang mencari akar sejarahku. Aku menemukan Bissu di Sulawesi Selatan, waria yang didewakan," tutur Tamara Pertamina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bissu yang dimaksud Tamara Pertamina adalah kaum pendeta yang tidak mempunyai golongan gender dalam kepercayaan tradisional Tolotang yang dianut oleh komunitas Amparita Sidrap di masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan. Menurut laman Wikipedia, golongan Bissu umumnya disebut 'di luar batasan gender', yakni makhluk yang bukan laki-laki atau perempuan.

Bissu pun kerap digambarkan sebagai waria. Akar sejarah waria, lanjut Tamara, yang tengah ditelitinya.

Baca Juga: Tamara Pertamina: Seni itu Tak Dibatasi Apapun

"Nenek-kakek aku bukan waria, aku harus cari ke mana. Maksudnya sejarah yang bukan sedarah," tegasnya.

[Gambas:Instagram]



Tamara Pertamina yang dilabeli waria oleh masyarakat tempatnya tinggal itu merasa perlu untuk mengetahui akar sejarahnya.

"Bissu di Sulawesi Selatan, saya kira cukup kuat untuk dijadikan acuan. Selain memiliki peranan yang sangat penting pada kerajaan zaman dulu, para Bissu yang transgender dan hidup selibat ternyata juga memiliki sejarah penolakan yang nyaris sama dengan waria saat ini. Penolakan itupun tidak hanya sebatas perlakuan diskriminatif, namun juga sampai pada tahap pengusiran hingga pembunuhan, karena dianggap menyimpang dari ajaran agama, ketika Agama tertentu masuk di Sulawesi dan berlanjut di era orde baru," terang dia.

Tamara Pertamina menceritakan mengenai riset yang tengah dijalaninya saat ini hingga proyek 'Tubuh dari Langit' yang baru dipersentasikan pekan lalu. Di proyek tersebut dia berkolaborasi dengan Irene Agrivina dan Dwi Wahyuni. Simak artikel berikutnya!


(tia/doc)

Hide Ads