Judul tersebut mewakili ungkapan yang diungkapkan Awi Suryadi. Kesuksesan 'Danur' yang sudah tayang 36 hari di bioskop itu diyakini Awi sebagai hasil dari beberapa hal.
Salah satunya keinginan memberi pengalaman sekaligus sensasi berbeda saat menonton horor. Sudah cukup lama horor Indonesia diidentikkan dengan film yang dipandang sebelah mata.
![]() |
Imagenya pun cukup mengecewakan sebab selama beberapa tahun belakangan, horor Indonesia diselipi adegan-adegan vulgar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihatlah 'Badoet' dan yang teranyar yakni 'Danur'.
"Buat saya sih, film horor itu ada dua kuncinya. Yang nonton harus merasa seperti naik roller coaster atau lagi masuk ke rumah hantu," ujar sutradara berkacamata ini saat ditemui detikHOT beberapa waktu lalu.
Maka hal itu pun ia terapkan dalam 'Badoet' dan 'Danur'. Dalam proses penggarapannya, Awi banyak membuat low shot dengan pengambilan gambar yang lebih lebar.
Ia pun didukung kamera yang ia nilai pas untuk proses pengambilan gambar.
"Saya sengaja pakai Sony Alpha 7S, kamera itu pas buat ambil adegan dengan low light," imbuh Awi.
Sisanya, adegan demi adegan yang diambil tak sedikit membuat penonton terkejut. Genre film ini diakui Awi masih ingin ia dalami di proyek film selanjutnya.
"Nggak bosenlah saya garap horor. Saya ingin garap film dengan beragam genre," tuturnya. (doc/tia)