Proyek Seni Tujuh Seniman di Rutan Pondok Bambu

Spotlight

Proyek Seni Tujuh Seniman di Rutan Pondok Bambu

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 12 Okt 2016 12:45 WIB
Foto: Dewan Kesenian Jakarta
Jakarta - Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, beberapa seniman dan staf Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sudah menunggu di depan Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur. Setelah melewati pemeriksaan dan penjagaan ketat, sampailah di aula tempat workshop dan lokakarya segera dimulai. Sudah ada lima warga binaan yang menunggu kedatangan tujuh seniman yang tergabung dalam proyek seni berjudul 'Panoptic'.

Sedikit 'say hello' dan menanyakan kabar, para warga binaan pun masuk ke aula. Ada kaos oblong putih dengan sketsa kasar yang tengah digarap, ada cetakan kaki yang telah dicetak dan tengah dihitung oleh seniman Prilla Tania. Cetakannya disusun sesuai dengan blok yang ada di dalam rutan. Ada juga kain yang dipajang di dinding serta bertuliskan 'Keong Radio 114,2'.

Tanpa aba-aba, mereka langsung menyemuti seniman dan melanjutkan proyek seni. Beberapa warga binaan mengecat dan mewarnai cetakan kaki, yang lainnya melanjutkan worksop bersama Ika Vantiani, dan satu warga binaan tengah merekam drama radio bersama Venti Wijayanti. Ketika siang tiba, gantian seniman dan warga binaan lainnya, hingga sore hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek Seni Tujuh Seniman di Rutan Pondok Bambu


Aktivitas yang dilakoni dari Senin hingga Jumat terus-menerus dilakukan tujuh seniman 'Panoptic'. 'Panoptic' merupakan program Proyek Seni Rupa Perempuan yang diinisiasi oleh Komite Seni Rupa DKJ periode 2015-2018 yang memberikan wadah untuk mengembangkan praktik seni rupa kontemporer. Nama 'panoptic' sendiri diambil dari teori filsuf Prancis, Michael Foucault, dan memiliki tujuan sederhana bagi warga binaan.

"Panoptic itu memberikan pengawasan di mana bisa mengawasi aktivitas banyak orang di dalam tahanan dan bagaimana lewat seni mereka bisa membuat karya yang bukan produk menjual atau high art," ujar kurator Angga Wijaya ketika ditemui detikHOT di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Selasa (11/10/2016).

Aktivitas mendatangi rutan dan berinteraksi dengan warga binaan sudah dilakukan para seniman sejak pertengahan September lalu. Selama satu minggu, mereka meriset segala kondisi yang ada di dalam rutan. Dengan pendekatan partisipatoris lewat workshop, terjalin dialog antar seniman dengan warga binaan. Lambat laun, diketahuilah apa yang dibutuhkan mereka dan ketertarikan terhadap seni yang seperti apa.

"Sebenarnya proyek seni ini sudah dilakukan sejak tahun lalu dengan tema yang berbeda dan di tahun ini ada dua orang yang basic-nya adalah peneliti. Dan kami memang ingin berkolaborasi dengan mereka juga. Senimannya juga tidak dari Jakarta tapi ada dari dua kota lainnya, Bandung dan Yogyakarta," lanjut Angga.

Seniman yang mengikuti proyek seni 'Panoptic' adalah Ayudilla Martina (Jakarta), Daniella F. Praptono (Jakarta), Ika Vantiani (Jakarta), Meicy Sitorus (Bandung), Nenan Angenani Titi (Yogyakarta), Prilla Tania (Bandung), dan Venti Wijayanti (Yogyakarta). Workshop, lokakarya, hingga berkarya bersama masih dijalani sampai pekan ini. Selanjutnya, hasil proyek seni 'Panoptic' akan dipresentasikan kepada publik di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada November 2016 mendatang.

Seperti apa proyek seni tujuh seniman dan warga binaan Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur? Simak artikel berikutnya!



(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads