Inge-Marie yang hadir di malam pembukaan dan tampak mengenakan blouse bunga-bunga menceritakan tentang awal pertemuannya dengan Otto. Perjumpaan yang juga dimuat dalam buku berjudul 'The World of Otto Djaya (1916-2002)' itu terjadi pada 2007. Keduanya bertemu dengan lukisan 'Pertunjukan Seni Sunda' yang berasal dari tahun 1988.
Baca Juga: Merayakan Seabad Otto Djaya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski karya-karya Otto sama berkualitasnya dengan pelukis lainnya, sayangnya, lanjut Inge-Marie, biografi sekaligus katalog tentang Otto sangat minim.
![]() |
"Biografi tentangnya tidak pernah dituliskan. Kami memutuskan untuk mencoba menelusurinya," tutur Inge-Marie.
Lambat laun, Inge-Marie dan Hans Peter mulai bertemu dengan narasumber dan kerabat terdekat dari Otto Djaya. Serta arsip-arsip yang mengungkapkan sosok dari Otto. Keduanya pun menemukan fakta-fakta yang selama ini tidak diketahui masyarakat umum.
"Otto Djaya melukiskan kehidupan di masa-masa berakhirnya era kolonial, peperangan, revolusi, dua rezim panjang autokrasi dan trasisi bangsa Indonesia dan akhirnya meninggal dunia di tahun 2002," kata Inge-Marie.
Periodisasi dari karya-karya Otto bisa dilihat dari lukisan yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia hingga 9 Oktober mendatang. Kecuali karya kaligrafi yang pernah diciptakan Otto, dan tidak dipajang dengan alasan tak sesuai dengan tema pameran '100 Tahun Otto Djaya'.
Simak artikel berikutnya tentang tema mitologi, pewayangan, hingga karakter Punakawan yang kerap ditorehkan Otto di lukisannya!
(tia/mmu)