Merayakan Seabad Otto Djaya

Spotlight

Merayakan Seabad Otto Djaya

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 05 Okt 2016 14:20 WIB
Foto: Tia Agnes/detikHOT
Jakarta - Nama Otto Djaya mungkin saja tidak seterkenal kakaknya, Agus Djaya yang seorang organisatoris. Tapi dua orang bersaudara ini menjadi anggota dari Persatoean Ahli-Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) di tahun 1937. Karya Otto dan Agus pun tak kalah hebat dari maestro-maestro Tanah Air lainnya, meski kurang dikenal oleh generasi muda masa kini.

Demi mengenalkan kembali sosok dari sang legenda old master tersebut, Galeri Nasional Indonesia mencoba untuk 'menghidupkan ulang'. Sebanyak 176 lukisan dipajang di dua bangunan utama galeri. Tak tanggung-tanggung lukisan dari era 1950-an hingga yang terbaru turut dipamerkan.

Sejak malam pembukaan, pengunjung berbondong-bondong melihat karya pelukis yang dikenal bohemian itu. Tak hanya itu saja, Otto juga pernah menjadi pejuang kemerdekaan di masa kolonial, hidup serta melukis selama enam dekade sejarah dan periode politik di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merayakan Seabad Otto Djaya


"Seniman yang tumbuh di masa kependudukan Jepang selalu tertarik kepada tema budaya Timur, termasuk tema ideologi, dan lain-lain. Itu yang membuat Otto dan Agus Djaya dikenal," ucap kurator pameran Rizki A.Zaelani di Galeri Nasional, Gambir, Jakarta Pusat.

Gayanya yang jenaka dan seperti 'melucu' di setiap lukisannya menjadi daya tarik tersendiri. Hal itulah yang juga membuat pasangan peneliti dan kolektor seni rupa Inge-Marie Holst dan Hans Peter Holst untuk meneliti karya-karya Otto.

"Otto bisa menyisipkan apapun di tema kesehariannya, simbol dan banyak karakter," ujar Inge-Marie.

Termasuk, kesenian Jaipongan yang kerap muncul di beberapa lukisan Otto. Meski rentang karya yang dilukis berjauhan, namun simbol maupun tema tertentu ada yang hampir bersamaan munculnya. Baik Rizki A.Zaelani, Inge-Marie, maupun putra Otto Djaya mengakui hal tersebut.

"Ada imajinasi tertentu yang selalu muncul di periode dia melukis. Misalnya ada yang dilukis di tahun 1970-an, tapi di tahun 1990-an muncul lagi. Itu biasa, dan lumrah terjadi. Itu sah-sah saja, karena dia pelukisnya," tutup Rizki.

Siapakah sosok Otto Djaya, bagaimana ciri khas dan tekniknya dalam melukis, serta penuturan dari orang-orang terdekat Otto. Termasuk dua orang yang berada di balik penelitian lukisan-lukisan 'Otto Djaya'. Seperti apa? Simak artikel berikutnya!

(tia/mmu)

Hide Ads